Editor / Pewarta : Frans Kasumbala
SITARO (Gawai.co) – Pemerintah Kabupaten Kepuluan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menggelar sosialisasi Sadar Wisata kepada Kepala Desa bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), bertempat di Gedung perpustakaan lantai III, Rabu (02/02/2023).
Terpantau, kegiatan ini di ikuti lima Kepala desa di Sitaro yakni Desa Mini, Beong, Kapeta, Tapile, dan Lamanggo, bersama dengan Pokdarwis masing masing desa, dengan pemateri ketua DPD Asosiasi Dewa Wisata.
Hadir langsung pada kegiatan ini, Wakil Bupati Sitaro Jhon Palandung mengapresiasai kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menggagas kegiatan positif untuk pengembangan daerah.
Bagi Palandung, Pariwisata merupakan salah satu sektor yang apabila dikelola dengan baik maka dampaknya kemajuan daerah.
“Sebut saja, Bali, Lombok, Bunaken, Lembeh, Kima Bajo merupakan daerah yang memiliki karakteristik sama dengan sitaro, dan Ketika mereka mampu mengemas dengan baik, maka hasilnya terkenal sampai internasional dan maju,” kata Palandung.
Pariwisata itu. Lanjut Palandung merupakan sektor yang kreatif. Jadi, setiap pelaku di dalamnya tidak bisa hanya orang yang biasa saja, harus unik, cerdas, dan mampu merubah hal sederhana menjadi bernilai.
“Keunikan dan keceradasaannya berpikir mampu mendatangkan pengunjung dan mengeluarkan uang, sehingga berdampak pada masyarakat dan secara otomatis mendorong perkembangan daerah,” urainya.
Karena Itu, dia (Palandung) berharap Semua Kepala desa dan Pokdarwis yang hadir bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik, sehingga munculnya desa wisata yang maju.
Sementara itu, salah satu pemerhati Pariwisata Sitaro Jufri Kasumbala menjelaskan, secara kontur dan karakteristik Sitaro merupakan daerah yang cantik dan menjual karena memiliki objek daya Tarik wisata maupun masih yang berupa potensi wisata.
“Daerah ini hampir tidak memiliki kelemahan untuk mengembangkan pariwisata dari sektor alam yang dimiliki,” ucapnya.
Hanya saja, Kata Kasumbala kurang fokus. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan mulai khususnya lima desa ini. Bagi dia (Kasumbala) objek daya Tarik wisata bukan hanya alam atau objek buatan, tetapi masyarakat di dalamnya harus menjadi objek wisata.
“Desa wisata tidak sekedar keindahan alam, tapi bagaimana sikap masyarakat, misalnya mampu menghormati pengujung, menjaga etika , bisa berkomunikasi dengan baik, itu penting. Karena mereka (turis) itu ingin mempelajari orangnya dan mereka Kembali ketika merasa diterima dengan baik di lingkungan itu,” jelasnnya.
Menurut Pria Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata itu, yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Dinas pariwisata dan kebudayaan saat ini adalah untuk membentuk masyarakat pariwisata dan dikemas menjadi objek dalam paket Desa wisata.
“Itu menjadi PR dinas setempat, bukan hanya mengembangkan objek tapi masyarakatnya. Dan Pariwisata bukan laut saja, cara masyarakat bercocok tanam atau tanaman pala merupakan pariwsiata yang berbasis pertanian dan itu bisa dikembangkan,” tutup Kasumbala.
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sitaro Dolly Polimpung, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Jacoba Amanda Mallo bersama staff serta Kepada Desa dan Pokdarwis. (Frans)