SITARO (Gawai.co) – Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025 di Kabupaten Kepulauan Sitaro tak sekadar ditandai dengan seremoni. Bupati Sitaro, Chyntia Inggrid Kalangit, menunjukkan komitmen dan kepeduliannya secara langsung lewat aksi bersih-bersih sampah plastik, Kamis (6/6/2025).
Berlangsung di kawasan Sitaro Masadada Park dan berbagai titik di wilayah Sitaro, kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari semangat kolektif melawan polusi plastik. Dalam sebuah momen yang terekam kamera, Bupati Chyntia tampak berjongkok memungut sampah plastik dari saluran air di pinggir jalan sebagai simbol kuat bahwa perubahan dimulai dari keteladanan pimpinan.
“Kita tidak bisa hanya mengimbau. Kita harus menjadi contoh. Jika kita ingin lingkungan bersih, kita harus bergerak, harus mau turun tangan sendiri,” ujar Kalangit dalam keterangannya usai memimpin apel peringatan Hari Lingkungan Hidup yang mengusung tema global “Hentikan Polusi Plastik.”
Bupati Chyntia juga membacakan sambutan resmi dari Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI yang menyoroti krisis global akibat sampah plastik. Fakta yang disampaikan sangat mencengangkan, dari lebih 400 juta ton plastik yang diproduksi dunia setiap tahun, kurang dari 10 persen yang berhasil didaur ulang. Di Indonesia, hampir 20 persen dari total 56,6 juta ton sampah nasional adalah sampah plastik, namun sebagian besar belum dikelola secara layak.
Aksi bersih-bersih yang melibatkan seluruh ASN ini menyasar berbagai lokasi strategis seperti pantai, sungai, pasar, tempat ibadah, hingga lingkungan perkantoran. Semuanya dilakukan serentak sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan semangat Salam Lestari, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro di bawah kepemimpinan Chyntia Kalangit menegaskan bahwa perlindungan lingkungan bukan hanya tugas dinas teknis, tetapi tanggung jawab bersama. Terutama bagi para pemimpin, memberi teladan adalah langkah awal untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat.
“Lingkungan yang bersih adalah warisan paling berharga yang bisa kita tinggalkan untuk anak cucu kita,” tutup Kalangit. (dew)

















