SANGIHE (Gawai.co) – Peringati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kepulauan Sangihe ke 599, seperti biasa diadakan pesta Adat Tulude yang digelar pemerintah dan masyarakat Bumi Tampungang Lawo, Rabu 31/1/2024) kemarin.
Pesta Adat Tulude tahun 2024 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena perayaan pada tahun lalu melibatkan tua-tua atau senior di wilayahnya. Namun, pesta Adat Tulude sekarang ini diisi oleh anak-anak muda sekira 80 persen.
Terpantau media ini, saat prosesi adat disaksikan ribuan masyarakat Kabupaten Sangihe. Untuk itu, lebih memacu semangat para tua-tua adat, dan anak muda yang melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka, sehingga setiap unsur-unsur yang dilakukan dalam prosesi adat Tulude dapat terlaksana dengan baik.
Dalam pelaksanaan prosesi adat Tulude ada beberapa unsur yang harus dilakukan, seperti Memindura atau penghormatan adat, Menengkang Mohong atau Kata-kata harapan, dan Menahulending atau mohon doa restu, serta Memoto tamo atau Pemotongan kue adat tamo.
Selain menunjukkan unsur-unsur diatas, untuk memeriahkan pesta adat Tulude, ditampilkan juga berbagai tarian tradisional, seperti tari Gunde, Empat Wayer, tari Salo, Masamper, dan lain-lain.
Perhelatan pesta adat Tulude di HUT ke 599 Kabupaten kepulauan Sangihe, bukan hanya siang hari kegiatan dilakukan, tapi hingga malam, bahkan sampai pagi hari.
Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Sangihe dr. Rinny Tamuntuan, dalam sambutannya menyampaikan momentum berharga ini menjadi semakin lengkap, karena para tamu tamu kehormatan baik dari Pusat, Provinsi maupun Bupati dan Walikota Se-Provinsi Sulawesi Utara hadir pada perayaan hari jadi daerah kita.
“Atas nama pemerintah dan seluruh komunitas masyarakat adat Sangihe, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas kesediaan Bapak/Ibu hadirin, dan seluruh rombongan tamu kehormatan yang berkenan hadir memenuhi undangan kami,” ucapnya.
Lanjut Bupati Tamuntuan mengatakan, penyelenggaraan upacara Adat Tulude dilaksanakan setiap tahun. Seiring dengan perjalanan panjang menyusuri sejarah serta eksistensi Daerah Kepulauan Sangihe, maka digelarlah setiap akhir bulan Januari bersamaan dengan peringatan HUT Kabupaten kepulauan Sangihe.
“Semoga kebersamaan yang terbangun ini akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi kami, dalam perjuangan berkelanjutan membangun masyarakat dan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai pengawal kedaulatan NKRI di kawasan utara Indonesia,” bebernya.
Upacara Adat Tulude, menurut Tamuntuan, memiliki makna yang sangat mendalam dan sakral, karena didalamnya terkandung 3 (tiga) hal penting, seperti mensyukuri segala berkat dan anugerah Tuhan yang telah dikaruniakan disepanjang tahun yang baru berlalu.
Kemudiaan memohon ampun atas segala kesalahan, serta semua dosa yang pernah dan telah dilakukan dalam perjalanan waktu menjalani hari-hari kehidupan disepanjang tahun yang silam, dan menyerahkan serta memohon penyertaan Tuhan dalam kelanjutan hidup dan pengabdian di tahunyang baru, yang sedang dijalani sekarang ini.
Dalam konteks tersebut dan seiring dengan tema peringatan HIT ke-599 Daerah “Sangihe Tangguh, bangkit bersama, bekerja Lebih hebat”, dan sub tema adalah dalam hikmat Tuhan, bersama memberi makna, “maju pantang mundur” Menembus Keterbatasan, Kabupaten Mewujudkan masa depan Kepulauan Sangihe Yang Maju dan Sejahtera,
Upacara Adat Tulude sebagai kristalisasi nilai-nilai luhur masa lalu, dan tetap aktual serta relevan untuk dipedomani dan dijadikan pijakan untuk melanjutkan perjalanan sejarah membangun masyarakat yang lebih baik dari waktu ke waktu.
“Seperti semboyan kita, tantangan tidak menjadi penghalang, karena semakin besar tantangan yang datang maka semakin keras kami berjuang bagi Daerah Kabupaten Kepulaun Sangihe dan bagi NKRI tercinta,” tutup Orang nomor satu di Bumi Tampungang Lawo ini. (nal)