Pewarta : Reynaldi Tulong
Editor : Martsindy Rasuh
SANGIHE (Gawai.co) — Perkembangan terakhir proses Pilkada Sangihe, jika empat Pasangan Calon (Paslon) yang berkompetisi pada Pemilihan Kepala Daerah, situasinya akan seru dan suara pemilih bakal terpenggal.
Mengkalkulasi penyatuan Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat Pemilu 2024, lain halnya pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bulan Februari 2024 lalu, ternyata di Pilkada Sulawesi Utara, termasuk di Kepulauan Sangihe bakal terpisah-pisah.
Sebagai gambaran kecil, Partai Golkar telah mempatenkan bakal Paslonnya Jabes Esar Gahgana (JEG) dan Partras Madonsa (PM). Demikian halnya dengan Gerindra yang sudah bergabung dengan Perindo, karena pendaftaran menetapkan Paslon Hendrik Manosso (HM) dan Remran Sinadia (RS).
Dari perbedaan KIM saat Pilkada, banyak kalangan berpendapat di pusat boleh satu irama. Namun, di Sangihe sudah pasti saling serunduk, belum lagi menangkis tandukan banteng.
Kondisi ini tentu membuka peluang lebih dasyat untuk dua kandidat yang sedari awal berhak mengusung calon dari PDIP dan Nasdem. PDIP yang telah menetapkan Paslon Rinny Silangen Tamuntuan (RST) dan Mario Seliang (MS), keduanya bergerak lebih leluasa, termasuk Paslon Nasdem yang telah mengikrarkan bakal Paslon mereka, Michael Thungari (MT) dengan Tendris Bulahari (TB).
Nasdem sendiri memenangkan 1 point, karena disandingnnnya Tendris Bulahari yang adalah kader Golkar pendulang suara terbesar di Pileg barusan, sudah pasti akan memboyong sebagian suara Golkar. Sebab, basis masa Golkar pendukung Tendris di bagian selatan Sangihe, sudah pasti akan mendukung Thungari Bulahari (Tuari). Pasalnya, pasangan Tamang terutama Mario Seliang sebagai Kader PG punya andil menpengaruhi suara Golkar.
Dalam politik memang harus berhitung jeli dan telaten, hindari sikap gegabah apalagi terlalu berambisi. Kadang memperebutkan Surat Keputusan (SK) sebagai kendaraan politik, sambil jalan, harus pula menghitung peluang akan memenangkan pertarungan.
Belum lagi, Partai Gerindra dan Perindo yang memenuhi syarat mengusung calon, pasca keputusan MK, dipastikan tak memiliki dukungan yang signifikan. Kalkulasi kursi DPRD ini, pasangan yang diorbitkan sangat populer, dan berharap santunan politik dari Prabowo atau calon Gubernur YSK akan membingungkan karena gerbong yang harusnnya satu barisan, harus terpisah.
Dari analisis internal diatas, dua pasangan yang dilahirkan dari gerbong yang harusnnya menyatu sebagaimana di Sulut, tak akan terjadi di kabupaten kepulauan Sangihe. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi pasangan Tamang atau Tuari, apalagi PDIP dan Nasdem, dari segi finansial sangat cukup untuk mengubah keadaan di lapangan nanti.
Ketua Bapilu Partai Golkar yang memiliki basis masa di bagian selatan Sangihe Ben Pilat via ponsel, tak membantah jika situasi akan remuk.
“Saya sependapat ini beresiko. Semoga di sisa waktu yang tersisa masih bisa ada penyamaan presepsi sebelum mendaftar. jika tidak, ya lihat saja perkembangannya saja,” tandasnya. (nal)