Editor/Pewarta: Alfondswodi
BITUNG (Gawai.co) – Bersama rombongan Wali Kota Bitung Maurits Mantiri dan Ketua TP PKK Kota Bitung, Ny Rita Mantiri Tangkudung, sambangi sejumlah Sekolah Kejuruan di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah.
Diketahui kedatangan Wali Kota Bitung yang didampingi Ketua TP PKK Kota Bitung di Kabupaten Kudus, merupakan Kunjungan Kerja (Kunker), guna melihat langsung metode pembelajaran Sekolah Kejuruan di era Digitalisasi saat ini. Kamis (21/7/2022).
Turut mendampingi Wali Kota Bitung, dihadiri oleh Asisten I Pemkot Bitung, Julius Ondang, Kepala Disdikbud Pemkot Bitung, Eugiene Mantiri, Kabag Umum, Theo Rorong, Juru Bicara Pemkot Bitung, Albert Sergius Palengkahu dan Kabag Kerjasama, Rio Karamoy serta Kabag Hukum, Budi Hendiarso.
Sementara itu, diketahui dalam pelaksanaan Kunker rombongan Wali Kota Bitung, di Kabupaten Kudus, menyasar dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antaralain; SMA NU Maarif Kudus dan SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus.
Adapun SMK NU Maarif Kudus yang menjadi sasaran pertama Kunker Rombongan Wali Kota Bitung dan dikesempatan tersebut rombongan diterima langsung oleh Kepala Sekolah, H Ahmad Nadlib.
Dalam sambutannya, Ahmad menyatakan kepada rombongan Wali Kota Bitung, tentang gambaran umum SMK NU Maarif Kudus, salah satunya terkait dengan jumlah siswa sebanyak 1.900an serta memiliki tujuh program studi atau jurusan antara lain; Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Otomatisasi Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Kendaraan Ringan serta Teknik Bisnis Sepeda Motor.
SMK NU Maarif Kudus, kata Ahmad, sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar termasuk Daihatsu.
Ahmad menjelaskan, dalam peningkatan kualitas dan kinerja SMK untuk menjadi pusat keunggulan sesuai dengan kebutuhan Industri Dunia Usaha Kerja (IDUKA), dengan rancangan kurikulum yang dikembangkan bersama IDUKA yang dapat mengkolaborasi Production Based Education and Training (PBET) berbentuk Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Industri atau melalui Praktek Kerja Industri.
Sehingga, kata dia, SMK mempunyai rencana pengembangan dan keberlanjutan Pusat Keunggulan (Center of Excellence), termasuk pengembangan pelatih Pusat Keunggulan (Center of Excellence) kurikulum akan dirancang dan dikembangkan bersama industri sehingga terjadi keselarasan kurikulum antara sekolah dan industri.
SMK NU Maarif Kudus di standarkan sesuai kebutuhan industri, terlaksananya magang guru bersertifikasi, adanya program PKL dikembangkan dengan IDUKA sesuai dengan Link and Mach hingga mutu lulusan relevan dengan kebutuhan industri sehingga presentasi lulusan terserap minimal 60%.
Ada juga, program pengembangan pelatih Pusat Keunggulan untuk sekolah sekitar, dengan menyusun rencana pengembangan dan keberlanjutan pusat keunggulan.
“Prestasi yang pernah didapat dalam lomba sekolah berbasis industri merebut juara satu yang diselenggarakan oleh Pintar Bersama Daihatsu. Para siswa juga berkesempatan untuk magang di perusahaan yang ada di Jepang,” kata Ahmad.
Sementara di SMK RUS, Wali Kota diterima Kepala SMK RUS Kediri, H Fariddudin, yang menyampaikan ada 1.165 siswa dengan enam jurusan yaitu, Jurusan Animasi, Jurusan Desain Komunikasi Visual, Jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Game, Jurusan Desain Grafika serta Jurusan Teknik Grafika.
SMK RUS atau dikenam dengan nama lain SMK Digital ini mempunyai fokus pada kemauan anak (murid). Murid diberi ruang untuk berkreasi sesuai dengan gayanya sendiri.
Fariddudin juga menjelaskan, sudah banyak proyek yang dikerjakan oleh para murid-muridnya dan proyek terakhir adalah Sabda Alam yakni film pendek yang berdurasi sekitar empat menit.
Film itu menceritakan tentang kehidupan burung yang ada di alam liar, ditangkap dan diperdagangkan oleh manusia. Film animasi ini mendapat pujian dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Keuangan serta para artis dan pelaku seni lainnya.
Rombongan Wali Kota kemudian diajak berkeliling melihat seluruh ruang belajar para siswa yang memang diberi kesempatan untuk berkreasi, tidak seperti sekolah-sekolah yang lain bahwa siswa harus duduk di kursi dan menghadap papn tulis.
Di sekolah ini, ruang belajarnya sama seperti di cafe-cafe, jadi para siswa bisa rileks, ada juga yang sementara mendesain sambil melantai, rebahan sesuai gaya masing-masing.
Usai berkunjung ke dua SMK itu, Wali Kota mengaku kagum dan kepincut dengan metode pembelajaran yang diterapkan kedua SMK yang menurutnya sesuai dengan tuntutan zaman saat ini.
“Ini adalah salah satu bentuk penghargaan kepada murid-murid mereka agar supaya bisa berkreasi tanpa ada tekanan dari para pengajar, tapi tetap harus terus dikontrol. Untuk SMK NU Maarif Amin sendiri mereka bisa langsung mencetak para calon pekerja yang siap bersanding di bidangnya masing-masing, ini memang harus dimulai dari mindset agar tercipta SDM yang unggul,” kata Maurits.
Ikut juga dalam rombongan Wali Kota, , Ketua TP3 Sepakat, Michael Jakobus, Presiden Director PT MSM/TTN, David Sompie dan Sustainability and External Affair Group Head PT MSM/TTN, Yustinus Setiawan. (***/ayw)