Editor: Jazzy Worotikan
Penulis: Maher Kambey
MANADO (Gawai.co) – Profesi petani seolah tak dilirik lagi anak muda zaman sekarang. Hal ini dikarenakan sedikitnya kaum milenial yang tertarik akan pekerjaan tersebut.
Persoalan itu juga tak bisa dilepas dari petani itu sendiri, terlebih dewasa ini kaum petani dituntut untuk meningkatkan kualitas dari setiap hasil pertanian agar mampu bersaing dengan produk impor.
“Di zaman ini antara petani dan anak muda harus saling bekerja sama, terlebih lagi seharusnya anak muda zaman harus memiliki kepedulian akan hal ini,” kata perempuan bernama lengkap Deborah Tatura.
Deborah melanjutkan, anak muda sendiri berperan penting dalam membantu para petani dalam memberikan informasi dan edukasi dengan ilmu serta wawasan yang mereka miliki terlebih khusus mahasiswa dan mahasiswi bidang pertanian.
“Informasi sangat menentukan keberhasilan usaha petani, misalnya terkait dengan produk yang diperlukan, harga pasar, jaringan kerja sama, peralatan pertanian yang canggih, dan sebagainya,” tuturnya.
Perempuan kelahiran Yogyakarta, 7 Agustus 2001 ini menjelaskan, alasan umum yang membuat anak muda tidak tertarik untuk menjadi petani dapat dilihat dari segi persepsi terhadap sektor pertanian yang berpikir bahwa bertani itu kotor, butuh kerja keras, jadul, susah, tidak keren, dan kurang menguntungkan.
“Anak muda zaman sekarang cenderung suka dengan yang berbau teknologi dan canggih. Di samping itu mungkin anak muda tidak ingin berpanas-panasan di lahan, dan lebih menyukai duduk di dalam ruangan yang ber-AC,” ungkapnya.
Pemilik akun Instagram @deborahtatura_ ini mengaku, wacana pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045 merupakan suatu keuntungan besar bagi negara ini.
“Ini merupakan garapan besar bagi Indonesia, tentu perlu adanya upaya dan dukungan yang besar dari masyarakat khususnya para petani untuk membantu mewujudkan hal ini. Di samping itu pemerintah harus mulai mengedukasi anak muda Indonesia agar peduli dalam membangun pertanian negeri ini,” imbuhnya.
Perempuan yang memiliki hobi traveling ini menuturkan, peran para lulusan muda bidang pertanian sangat diperlukan. “Ilmu yang mereka pelajari dapat membantu mengembangkan pertanian juga membantu petani Indonesia dalam memberikan inovasi dan terobosan baru guna kemajuan pertanian, sehingga dapat terwujudnya Indonesia sebagai Lumbung Pangan di tahun 2045,” kata dia saat diwawancarai, Kamis (10/2/2022).
“Seperti kata Ir Soekarno ‘soal pangan adalah soal hidup dan mati bangsa’, oleh karena itu harus dan perlu persiapan matang agar tercipta Lumbung Pangan Dunia yang aman, bersih juga berkualitas,” tandasnya. (Mhr)