Pemerintah Tekan Harga, Magnet Pasar Murah Sedot Perhatian Sipil dan ASN

Proses pembelian sembako di pasar murah, dimana masyarakat saat memesan belanjaan kepada petugas dari Dinas Pangan Daerah Provinsi Sulut.

Editor / Pewarta : Frans Kasumbala 

SITARO (Gawai.co) – Bantu warga menekan harga sembako yang tinggi di pasaran, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menggelar pasar murah di halaman kantor bupati Sitaro, Kamis (2/11/2023)

Pelaksanaan pasar murah ini terbukti ditunggu masyarakat, ini terpantau dari pelaksanaannya, dimana warga memadati lokasi pasar murah bahkan sebelum kegiatan ini dimulai.

Selain itu beberapa warga terpaksa harus pulang dengan hanya membawa beras saja, tidak kebagian bahan pokok yang lain.

“Hanya dapat beras, yang lain sudah habis, padahal rencananya mau beli bumbu dapur tapi tersisa bawang, sedangkan cabe rawit dan tomat tidak cukup,” ungkap Leni warga Kampung Lehi.

Berbeda dengan Leni, Persi Barakti warga Paniki justru sudah mengantri sejak pagi, mendapat nomor undian yang rendah ia membeli beras, minyak kelapa, gula dan bumbu dapur.

“Harganya berbeda sampai sepuluh ribu dari pasar, jadi berusaha beli dsini,” kata persi ditemui usai berbelanja.

Magnet pasar murah ini ternyata tidak hanya menyedot perhatian masyarakat sipil, sejumlah pegawai Aparatur sipil negara di Pemerintah Kabuapten Kepulauan Sitaro tidak mau kalah dan ikut memadati lokasi.

Salah satu ASN yang enggan disebutkan namanya mengaku tergiur dengan harga murah. Menurut dia sebagai ASN dan Ibu rumah tangga perlu mengatur keuangan kebutuhan di dalam rumah.

“Ini kan apa apa mahal, ada pasar murah jadi terbantu, ASN kan tidak setiap hari juga punya uang jadi pasar murah ini bisa membantu stok kebutuhan berhari – hari, apalagi kalau cuman saya yang ASN yang lain di rumah kan tidak,” kata dia.

Sesuai dengan informasi dari Dinas Pangan Daerah Provinsi Sulut untuk stok yang dibawa ke Sitaro yakni beras sebanyak empat ton, minyak kelapa 40 dos, Gula pasir 288 Kg, Tomat 60 Kg, Cabe rawit 30 Kg, Bawang merah 100 kg, dan bawang putih 100 kg.

Untuk pasar murah ini, setiap warga yang membeli dibatasi dua item saja pertiap sembako yang dibelanjakan.

Sedangkan untuk harga jual relatif jauh lebih murah dari yang ada di pasaran, disini untuk beras, dijual Rp 50.000 per Kg, Telur Rp. 55.000 perbak, Gula Rp.14.500 per Kg, cabe rawit Rp. 75.000 perkg, Tomat Rp. 8000 perkg, bawang merah Rp. 25.000 perkg dan bawang putih Rp. 33.000 perkg.

Pj Bupati Sitaro Joi E. B. Oroh ditemui usai memantau pasar murah mengaku sangat senang dan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat.

“Ini bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi Sulut dan Sitaro, untuk membantu masyarakat dengan menekan harga lewat pasar murah,” kata Oroh.

Oroh meyakini dampak El Nino yang mengakibatkan musim kemarau berkepanjangan, berdampak terhadap hasil panen.

Karena itu, harga di pasar menjadi lebih tinggi karena stok yang kurang tidak sebanding dengan permintaan tinggi.

“Dampak El Nino akibatnya sejumlah bahan pokok tinggi termasuk beras dan itu pasti memberatkan masyarakat,” ungkap Oroh.

Kabupaten Kepulauan Sitaro bukan penghasil, lewat data di lapangan, untuk sejumlah bahan pokok di pasar tradisional semuanya di beli dari luar daerah.

Baik itu beras, Bumbu dapur, Telur, gula maupun lainnya, karena itu harga di Sitaro dipastikan lebih tinggi karena biayanya ditambah dengan biaya angkut di kapal dan kendaraan roda empat. (Frans)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *