Editor: Maher Kambey
Pewarta: Edwin Bawole
MINUT (Gawai.co) – Rencana pemerintah Republik Indonesia untuk menaikkan harga BBM jenis Pertalite hingga saat ini masih menjadi problematika di setiap pelosok tanah air, tak terkecuali di Minahasa Utara. Wacana ini menjadi sorotan para sopir dan pengendara sepeda motor.
Naiknya harga BBM yang berdampak pada perekonomian, dinilai tidak begitu signifikan karena masih dalam tahap pemulihan akibat pandemi Covid-19.
Rencana pemerintah terkait menaikan harga BBM, memang menjadi trending topik dan cukup meresahkan masyarakat.
Melalui Organisasi Angkutan Bermotor di Jalan Raya (Organda) Sulut, penolakkan tentang hal ini pun mulai digaungkan.
Wakil Ketua Organda Sulut, Edwin Pungus mengatakan bahwa rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, jelas tidak memperhitungkan keberadaan masyarakat dan tidak memperjuangkan kehidupan para driver.
“Bukan hanya itu saja, Jika harga BBM tetap dinaikkan, sudah tentu sangat merugikan masyarkat umum. Sangat jelas tarif penumpang untuk angkot, dan semua jasa angkutan pasti naik,” kata Pungus saat diwawancarai, Kamis (1/9/2022).
Lebih lanjut ia menjelaskan, setiap aktivitas masyarakat terlebih khusus kaum pelajar pasti akan terasa dampaknya.
“Hal ini juga sangat memberatkan masyarakat. Kita tahu bersama, pasca pandemi sampai detik ini penghasilan masyarakat belum kembali normal. Bila rencana ini ditetapkan dan dieksekusi maka perekonomian pasti anjlok,” ujarnya.
“Kasihan para pelajar, secara otomatis akan menjalani situasi sulit dalam membayar ongkos kendaraan. Sudah pasti imbasnya kehidupan masyarakat akan lebih parah lagi. Nah kepada siapa masyarakat akan mengeluh, pastinya kepada pemerintah,” ucap mantan ketua Organda Minut ini.
“Demi kehidupan masyarakat saya sebagai pengurus Organda menyatakan,menolak tegas tentang hal ini. Bermohon kepada pemerintah Indonesia supaya mempertimbangkan rencana ini demi kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (Eba)