Editor: Maher Kambey
Pewarta: Edwin Bawole
MINUT (Gawai.co) – Menyikapi kondisi ekonomi saat ini, Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda mengatakan, perekonomian pada sebuah daerah bukan diukur dari seberapa besar uang yang tersimpan, tetapi seberapa besar perputaran uang itu.
Dilihat dari level global, efek domino gejala kehancuran ekonomi dimulai dari pandemi Covid-19. Seluruh proses perputaran uang terhenti, dari level tertinggi hingga level terendah di pasar tradisional.
Tahun 2023 dan tahun-tahun kedepan disebut menjadi tahun yang menakutkan ketika kita tidak mempersiapkan diri menghadapinya.
“Besarnya perputaran uang merupakan ukuran perekonomian suatu daerah dan tidak diukur dari seberapa besar uang yang tersimpan,” tutur Ganda Senin (10/10/2022).
Mengutip arahan Presiden Jokowi dalam pada 29 September 2022 lalu di Jakarta Convention Center, ekonomi global saat ini sangat sulit untuk diprediksi penuh ketidakpastian akibat krisis pangan dan energi harga minyak dunia di semua negara akibat perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir, 345 juta orang di 82 negara di dunia menderita kelaparan.
Presiden mengingatkan Global ini bisa berlangsung hingga tahun depan karena itu perlu diwaspadai.
Lanjutnya,sejak agustus saya sudah menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memantau terus komponen penyebab inflasi daerah.
Tingkat inflasi Minahasa Utara per Agustus di angka 0.7%, dan angka pertumbuhan ekonomi Triwulan III masih terbilang stabil di angka 5.93%, pemicunya adalah harga bumbu makanan dan telur ayam terjadi kenaikan di Rp2.500/butir yang sebelumnya Rp1.000/butir sampai Rp1.850/butir,” ujar Ganda.
Tambahnya,Penguatan e-katalog lokal yang terus-menerus digenjot adalah upaya kami untuk tetap mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk perekonomian, perputaran uang di dalam daerah (Minahasa Utara) adalah modal penting untuk menekan laju inflasi.
Lebih jauh ia menjelaskan,sejak pandemi negara terus mencetak uang lebih dan membagikan kepada masyarakat dalam bentuk BLT dan subsidi dan kemudian menaikkan suku bunga BI.
Kita jangan dulu bicara permodalan dan investor, karena dimasa ini telah terjadi perubahan presepsi dan behavior dari venture investor, mereka akan memilih meletakkan modal di low risk asset yang bunganya terus naik daripada di lahan beresiko tinggi.
Berbagai upaya pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk perekonomian ini, bupati selalu memantau setiap perkembangan, dan perkembangannya diukur dengan alat takar dan parameter statistikal dari pemerintah pusat.
“Alat ukur LKPP-RI mendata hingga hari ini dari 416 Kabupaten dengan proporsi transaksi katalog lokal terhadap belanja pengadaan terbesar, nomor urut 1 masih dipegang oleh Kabupaten Minahasa Utara, disusul nomor 2 Kabupaten Banyuwangi,” katanya.
“Semoga ini dapat tetap terus kami pertahankan dan bahkan ditingkatkan jika memungkinkan, agar mengindikasikan ketahanan kita (Kabupaten Minut) terhadap resesi,” bebernya
Pemkab Minut dalam hal ini terus berupaya mempersiapkan diri menghadapi resesi ekonomi yang mungkin bisa terjadi di tahun-tahun mendatang.
Dibutuhkan leverage atau daya ungkit kepercayaan publik terhadap pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, salah satunya adalah dengan meningkatkan Indeks Partisipasi Pelaku Usaha pada e-katalog lokal.
Sementara Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setdakab Minahasa Utara, Lidya Warouw, ST menambahkan, data terakhir dari LKPP-RI, Minut sudah berada di urutan 7 dari 416 Kabupaten dengan Indeks Partisipasi Pelaku Usaha Terbesar di Indonesia, yaitu 40,37%, satu tingkat diatas Kabupaten Tangerang (38,53%) yang notabene adalah kawasan industri penopang ibu kota Jakarta.
“Pentingnya partisipasi pelaku usaha di e-katalog lokal untuk kita tetap mampu mempertahankan resiliensi ekonomi, seperti yang di sebut oleh Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers hari ini (10/10) setelah melantik Hendrar Prihadi sebagai Kepala LKPP-RI,” ujar Warouw. (Eba)