Editor/Pewarta: Maher Kambey
TONDANO (Gawai.co) – Setelah puasa selama 13 tahun Kabupaten Minahasa kini berhasil memperoleh jackpot dengan raihan piala Adipura sebagai simbol kota bersih.
Penghargaan tingkat nasional yang diberikan pemerintah pusat kepada Kabupaten Minahasa ini, diterima langsung Bupati Minahasa, Royke Octavian Roring, dan diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya menyebutkan, Kementerian LHK terus berusaha menyempurnakan program Adipura dengan mendorong kabupaten/kota mencapai target penanganan sampah 100% di tahun 2025 mendatang.
“Kabupaten/kota juga perlu terus berbenah dan beradaptasi dengan perkembangan metode pengelolaan sampah sehingga dapat menemukan solusi terbaik dalam penanganan persoalan sampah,” tutur Menteri LHK, di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta pada Selasa (28/2/2023).
Bupati ROR bersama Wakil Bupati RD, atas nama pemeritah dan masyarakat mengaku bersyukur karena tuntunan Tuhan, di tahun 2022 Pemkab Minahasa berhasil meraih piala Adipura untuk Kota Tondano kategori kota kecil.
“Terima kasih bagi masyarakat yang sudah berperan aktif dalam rangka pengelolaan sampah di Kabupaten Minahasa yang dilakukan dengan baik,” kata ROR.
Dirinya juga berterima kasih kepada Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey bersama Wakil Gubernur Steven Kandouw karena selalu memberikan pembinaan dan topangan bagi Pemkab Minahasa hingga berhasil meraih piala Adipura setelah berpuasa selama 13 tahun.
ROR mengungkapkan hal ini juga menjadi tantangan bagi Pemkab Minahasa untuk bisa mempertahankan piala Adipura ini.
“Mari kelola sampah dengan baik, tidak buang sampah secara sembarangan. Dengan demikian kita bisa mempertahankan piala ini di tahun mendatang,” tutur Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa, Vicky Kaloh, yang turut serta mendampingi Bupati menerima piala Adipura, menjelaskan penilaian untuk meraih Adipura sudah dilakukan di Kota Tondano pada bulan Oktober 2022.
“Semua yang dinilai tim Kementerian LHK, bisa saya pastikan waktu itu kota Tondano sudah bersih. Hasil pantauan mereka seperti pemukiman, jalan, pasar dan pertokoan serta perkantoran dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebut, semuanya telah sesuai dengan penataan,” sebut Kaloh.
Dari sejumlah kriteria penilaian, kata Kaloh, Kota Tondano dapat menunjukan nilai positif. Hal tersebut disebabkan partisipasi dari banyak pihak seperti ASN, THL, pihak kecamatan maupun kelurahan dan masyarakat yang peduli terhadap kebersihan.
Salah satu konsep penilaian adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kaloh menuturkan, penataan sampah di TPA Kulo sudah bagus karena selesai sampah dibuang di TPA langsung ditutupi tanah dan itu bergulir setiap saat.
“Untuk meningkatkan pengelolaan sampah yang berisiko mencemari air tanah di sekitar lokasi, sudah kita antisipasi dengan penggunaan sistem controlled landfill atau sampah ditutupi dengan tanah,” paparnya.
Menurut Kaloh, di Tondano terdapat kawasan terbuka hijau seperti di Sasaran, taman God Bless serta beberapa tempat lain. Dalam hal ini saat tim penilai berkunjung, semua penataan terlihat rapi dan bagus.
“Kemudian mereka melihat dokumen Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) kita, dan itu idealnya 70% penanganan dan 30% pengurangan,” imbuhnya.
“Berarti, semua sampah rumah tangga bisa dipilah, mana yang harus dibawa ke TPA dan dijual pada Bank Sampah. Semua hal tersebut bisa mengurangi sampah rumah tangga,” tukasnya. (Mhr)