Editor/Penulis: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Kabar gembira bagi para calon mahasiswa yang mau kuliah dan boleh selesai lebih cepat daripada biasanya. Yah, Universitas Negeri Manado (Unima) dibawah kepemimpinan wanita hebat keke asal Minahasa Utara (Minut) Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, MPd membuka peluang itu.
Prof Dei begitu ia disapa menyebutkan, nama programnya adalah Mapalus Unima. Pada program kali ini mahasiswa tidak perlu menunggu rentang waktu kuliah sampai 3,5 atau 4 tahun untuk menyelesaikan studi strata satu (S1).
Melalui program ini, mahasiswa bisa menyelesaikan studi hanya dengan rentang waktu 2,5 sampai 3 tahun untuk S1.
Kata rektor, program Mapalus Unima ini fokus pada dua hal yakni cepat dan unggul. “Jadi fokus program ini ada pada percepatan masa kuliah, tetapi juga unggul bagi lulusannya atau anak didik,” terang orang nomor satu di Unima ini.
Nantinya, lanjut Prof Dei, ada tim seleksi yang akan menilai para calon mahasiswa baru ketika perekrutan dibuka. “Ini salah satu program unggulan Unima untuk bisa menjangkau anak-anak daerah yang punya prestasi serta guna mendukung program gubernur Sulut,” ucap rektor saat bertatap muka dengan sejumlah ketua Kompelka WKI jemaat dan wilayah di Kabupaten Minahasa Tenggara baru-baru ini.
Kata rektor, selain masa perkuliahannya singkat, mahasiswa dari program Mapulus Unima ini akan ada pemberian beasiswa dari pemerintah, termasuk lulusannya nanti disiapkan lapangan pekerjaan.
“Karena lulusannya cepat dan unggul dari semua aspek, maka mereka akan disiapkan lapangan pekerjaan,” tutur Ketua Kompelka WKI Wilayah Manado Barat Daya ini.
Bukan hanya program Mapalus Unima, namun era kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd Unima juga ikut mencetuskan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang merupakan pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi atau akumulasi pengalaman kerja.
Ini merupakan satu-satunya program Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Sulut yang hanya ada di Unima, bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa memperoleh pengakuan sebagian satuan kredit semester berdasarkan pembelajaran atau pengalaman masa lampau.
Kata rektor, pembelajaran atau pengalaman masa lampau yang bisa diakui dapat berasal dari pendidikan non formal, informal, karya, prestasi, sertifikasi, juga dari pengalaman kerja.
“Hanya cukup dengan pengalaman seseorang di sebuah organisasi pemerintah maupun swasta, perusahaan ataupun sejenisnya, maka mahasiswa akan menerima pembebasan hingga puluhan Sistem Kredit Semester (SKS).
“Ada 11 prodi yang disiapkan untuk program RPL termasuk program pasca sarjana diantaranya S2 Hukum dan S2 Pendidikan,” beber istri tercinta guru besar senior Unima Prof. Dr. Sjamsi Pasandaran, M.Pd.
Target dari program-program yang dimaksud diantaranya, masyarakat umum seperti perangkat desa, karyawan swasta, pelayan khusus (penatua dan diaken), pegawai bank, pegawai negeri, kepala daerah, anggota DPRD termasuk para pensiunan dan profesi lainnya.
“Program ini tidak membatasi umur. Bagi masyarakat umum yang masih berkerinduan melanjutkan pendidikan, Unima siap memfasilitasinya,” ungkap wanita hebat kelahiran Desa Kaima, Kabupaten Minut.
Ia menambahkan, meski baru berjalan satu tahun, namun ada beberapa kepala daerah di Sulut yang sudah mengikuti program ini yang dalam pemahaman mereka sangat membantu dalam pekerjaan khususnya bidang pemerintahan.
“Ada beberapa kepala daerah dan wakil kepala daerah bahkan pejabat lainnya yang sudah terdaftar sebagai mahasiwa,” jelas Prof Dei yang sukses mengantarkan Unima meraih prestasi tingkat nasional. (mrt)