Mendesa PDTT RI Gus Abdul Halim Iskandar dan Rektor Unima Prof DR Julyeta P. A. Runtuwene saat foto bersama usai kegiatan bersama jajaran Kemendesa PDTT dan Unima. (ist) |
Editor: Rofni Lolaen
TONDANO (Gawai.co) – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendesa PDTT) RI Gus Abdul Halim Iskandar memberikan kuliah umum sekaligus berkolaborasi dalam inovasi bersama Rektor Unima Prof DR Julyeta P. A. Runtuwene. Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Unima, Jumat (7/2).
Apalagi, menurut informasi bahwa kedatangan Mendesa PDTT Gus Abdul Halim Iskandar yang dikenal low profile ini sudah lama didambakan kehadirannya di Unima. Selain dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, juga utamanya mensosialisasikan dan mensinergikan program kampus merdeka untuk desa surga yang merupakan platform dari Kemendesa PDTT untuk membangun desa.
Dalam kuliah umum, Iskandar memaparkan program kementerian desa baik edukasi maupun pertumbuhan ekonomi.
Pada bidang edukasi, menteri petahana ini membuka wawasan para mahasiswa terkait bagaimana pengawasan anggaran yang sementara dikelola di tingkat desa baik anggaran dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, maupun yang bersumber dari pendapatan asli desa.
“Dalam aturan musyawarah desa, menyusun APBDes hasilnya harus dipampang di balai desa atau tempat umum. Dana desanya berapa, dana alokasi desanya berapa juga pendapatan asli desa. Di sana harus detail, sisi pendapatannya berapa, sisi pengeluarannya berapa harus detail. Semuanya harus dipampang di tempat umum atau balai desa. Itu aturan mainnya,” tegasnya.
“Kalau kemudian di desa tidak ada pampangan terkait hal-hal yang saya sebutkan tadi, saya yakin itu salah satu penyimpangan terselubung. Itu perlu ada keterlibatan masyarakat dalam mengawasi,” katanya.
Iskandar mengapresiasi langkah rektor Unima menghadirkan dirinya dalam progran kuliah umum. “Kami berterima kasih kepada rektor dan pihak Unima dan apa masukan dan saran ini akan kita tindaklanjuti di kongres Kemendesa PDTT,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unima Prof DR Julyeta P. A. Runtuwene menyampaikan bahwa kampus merdeka untuk desa merupakan satu program emas kerjasama antara Kemendes PDTT dan Kemendikbud.
“Intinya program ini memfasilitasi mahasiswa mengekspresikan potensi yang ada dalam diri mahasiswa sekaligus belajar menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat, terutama menjadi agen perubahan di desa,” sebutnya.
Sehingga, kata Runtuwene, selain meningkatkan sumber daya manusia dan menggerakkan potensi ekonomi di desa itu sendiri, diharapkan secara perlahan membantu mengentaskan kemiskinan.
Kata rektor, tentunya banyak manfaat yang dapat diperoleh melalui kehadiran Kemendesa PDTT di Unima yang tergabung sebagai anggota Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides). (Rofni Lolaen)