Irjen Kemendikbud RI Chatarina Muliana Girsang SH, SE, MH saat menyampaikan materi pada FGD Internalisasi Reformasi Birokrasi yang turut diikuti civitas akademika Unima. (mart rasuh/gawai.co) |
Editor: Tim Gawai
Pewarta: Mart Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Universitas Negeri Manado (Unima) sukses mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang Internalisasi Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), bertempat di Grand Kawanua International City (GKIC), Novotel Manado, Sabtu (10/4).
Pada kesempatan tersebut, Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) Chatarina Muliana Girsang SH, SE, MH mengapresiasi acara ini sebagai komitmen pimpinan Unima untuk mewujudkan perubahan pada pengelolaan perguruan tinggi.
“Unima sebagai salah satu satuan kerja (satker) Kemendikbud harus melakukan perubahan, karena dimana tantangan yang akan dan sementara kita hadapi adalah tantangan yang selalu berubah sangat cepat dan itu merupakan keniscayaan,” ungkap Chatarina dihadapan para petinggi Unima, dosen serta pegawai/staf.
Dikatakannya, berdasarkan visi misi dari Presiden Jokowi untuk memajukan bangsa Indonesia yang didalamnya tentu ada pendidikan, maka kita juga merupakan bagian didalamnya.
Misalkan, pada misi pertama yakni peningkatan kualitas manusia Indonesia, sebagai dosen kita merupakan ujung tombak. “Bapak/ibu kita yang bersinergi untuk mencapai tujuan ini agar kualitas SDM bangsa ini menuju pada perubahan yang dimaksud,” sebutnya.
Kemudian, dalam rangka mengentaskan angka putus sekolah yang jika melihat data dari BPS menunjukkan pada tahun 2020 SDM Indonesia untuk tamatan SMP ke bawah masih pada angka 57 persen.
“Angka ini masih sangat memprihatinkan, makin tinggi jenjangnya maka angka putus sekolah pun makin tinggi. Ini pekerjaan rumah kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan lulusan minimal SMA/SMK jika masih kekurangan sekolah,” urainya.
Belum lagi, kata Chatarina, jumlah SMP lebih sedikit daripada SD begitupun SMA/SMK lebih sedikit dari SMP, apalagi kita berbicara tentang lulusan perguruan tinggi. “Ini masih pekerjaan rumah yang besar bagi kita bapak ibu dosen,” tuturnya.
“Kami berharap dengan direalisasikannya kebijakan zonasi di pendidikan dasar sampai menengah, sepuluh tahun lagi tidak ada anak-anak kita atau SDM Indonesia yang tamatan SMP ke bawah,” harapnya.
Oleh karena itu, kalau berbicara soal peningkatan kualitas SDM Indonesia, maka yang terdepan tentu saja adalah perguruan tinggi.
Karena sesuai dengan tujuannya berdasarkan pasal IV dan pasal V UU nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi bahwa kita harus melahirkan lulusan yang memiliki karakter yang baik, memiliki nilai-nilai filosofi Pancasila yang mengakar dan tumbuh dalam dirinya sehingga bisa membangun bangsa ini secara kolaborasi.
Selain itu, harus memiliki kemampuan kognitif, unggul dalam menghadapi tantangan zaman sesuai dengan perkembangan iptek yang terus-menerus berubah dengan sangat cepat.
“Ini yang perlu kita lakukan khususnya perguruan tinggi, karena kaum intelektual hanya dilahirkan dari kampus bukan dari tempat lain,” tegasnya.
Tentu, lanjut Girsang, berbanggalah kita karena bagian dari peran itu untuk mencetak generasi penerus, yang harus bisa menghadapi tantangan global.
“Berdasarkan dengan visi misi ibu rektor untuk meningkatkan kualitas Unima ternyata sudah sejalan dengan visi misi Presiden Jokowi yakni membangun bangsa termasuk pendidikan dengan semangat gotong royong atau dikenal sebagai kearifan lokal Minahasa yakni mapalus. Olehnya, kami berharap agar Unima terus melakukan terobosan guna meningkatkan kualitas pendidikan yang dimaksud,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI Prof. Ir. Nizam MSc, DIC, PhD menyampaikan, Unima harus hadir di Sulut dengan satu obor yang menjulang tinggi. Kenapa? Karena kampus ini merupakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) pertama di Sulut maupun Indonesia.
“Unima sejak dibangun telah menyediakan banyak guru-guru di daerah, bukan hanya di Sulut, bahkan Indonesia Timur dan lainnya. Apalagi, kita tahu bersama kunci utama membangun bangsa ada pada tenaga kependidikan,” tutur dirjen.
Dirjen mengungkapkan, maju tidaknya suatu daerah sebenarnya ada pada peran guru. “Maka dari itu, Unima harus terus menghadirkan atau melahirkan guru unggul,” tegasnya.
Kata dia, Unima perlu menunjukkan kualitasnya guna membangun pendidikan di Sulut, pulau Sulawesi pada khususnya dan Indonesia bagian timur pada umumnya.
Tentu sangat menyedihkan jikalau di suatu daerah kemiskinan, angka putus sekolah masih sangat banyak, kesenjangan masih sangat memprihatinkan.
Paling penting, buatlah Unima melahirkan guru hebat, mahasiswa unggul untuk membangun daerah maupun bangsa ini agar lebih baik.
“Berharap Unima bisa menjadi universitas yang terus fokus pada pendidikan dan menjadi kekuatan khususnya pada penyedia tenaga kependidikan di kawasan Indonesia Timur,” harapnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk MPd yang turut didampingi Pembantu Rektor I Prof. Dr. Orbanus Naharia MSi, Pembantu Rektor II Prof. Dr. Sanusi Gugule MS, Pembantu Rektor III Drs. Jim Roni Tuna menyampaikan, Unima memang harus menjadi garda terdepan menciptakan guru unggul, penggerak karena memang itu menjadi tugas utama kampus.
Tentu harus dibarengi dengan ketersediaan SDM serta kemapanan fasilitas pendukung. Dengan begitu upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai.
Orang nomor satu di Unima ini berharap, mendapat perhatian khusus dari Kemendikbud RI dalam hal peningkatan pendidikan yang dimaksud. “Kami berharap agar dapat diperhatikan kementerian, apalagi untuk saat ini Unima terus berinovasi dan menentukan skema terbaik guna menyukseskan seluruh program,” sampainya.
Dirinya berharap, agar diberi kesempatan bagi civitas akademika Unima untuk terus berupaya membawa perguruan tinggi negeri ini semakin baik, terutama mampu bersaing.
“Tentu kami ingin bersaing dengan kampus- kampus lain. Oleh sebab itu kami harap ada perhatian khusus dari kementerian. Kedepan kami telah menyusun program rencana strategis untuk peningkatan kualitas Unima. Semoga kolaborasi ini secepatnya dapat direalisasikan pemerintah pusat,” sampainya.
Dirinya bersyukur karena FGD tentang Internalisasi Reformasi Birokrasi dapat berjalan dengan baik.
Tentu, kata rektor, kegiatan ini sangat penting ketika boleh mencanangkan peta jalan reformasi dan kita telah dibekali oleh para pemateri yang langsung datang bertatap muka dengan civitas akademika Unima, meskipun kehadirannya dibatasi.
“Kami sungguh berterima kasih kepada irjen maupun dirjen yang telah menghadiri langsung dan memberikan materi dalam kegiatan ini. Luar biasa karena kedua pemateri ini bersedia untuk hadir langsung,” ucapnya.
Dirinya berpesan, agar seluruh civitas akademika Unima sudah harus membiasakan diri dengan membangun satu reformasi birokrasi di Unima.
Dirinya menjelaskan, area perubahan reformasi birokrasi di Unima diantaranya, manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, organisasi, tatalaksana, akuntabilitas kinerja, pengawasan, kualitas pelayanan publik serta sistem manajemen SDM.
“Tentu kita sudah boleh menangkap akan materi dan mengiplementasikannya. Harus mampu memahami reformasi birokrasi seperti apa,” terangnya.
Memang, katanya lagi, apa yang telah disampaikan para pemateri sangat sulit mengubah mindset kita, apalagi dengan sistem yang ada saat ini. Meski begitu, sudah seharusnya mengikuti sistem yang ada dalam kebiasaan baru.
“Wajib melaksanakan tata kelola bersih, akuntabel, kredibel untuk menunjang program dan kemajuan Unima,” sebutnya lagi.
Tentu, dengan bertahap kita mengubah itu, dari hal-hal kecil. Dimulai dari pimpinan terkecil, dari program studi, jurusan, fakultas sampai universitas. “Kita bangun Unima menuju wilayah bebas korupsi,” katanya.
Kehadiran dirjen dan irjen menunjukan kepercayaan kementerian terhadap Unima semakin baik. “Saya percaya Unima akan semakin baik kedepan. Mari kita kerja bersama-sama berdasarkan visi Unima Mapalus,” sampainya.
“Kita berupaya maju selangkah demi selangkah dan penuh arti bermakna dengan apa yang akan kita lakukan kedepan,” ujarnya.
Terakhir, rektor mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, para pejabat pimpinan yang telah berupaya menyukseskan kegiatan ini.
“Saya atas nama pribadi dan pimpinan universitas mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja dan sukses menggelar kegiatan. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada para pembantu rektor, kepala biro, kepala bagian, para dekan serta staf dan satpam yang telah turut menyukseskan kegiatan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Vivi Saroinsong SPi MAP menjelaskan pada prinsipnya tujuan akhir dari kegiatan FGD Internalisasi Reformasi Birokrasi ini pada anti korupsi, penadatanganan pakta integritas dari semua unsur pimpinan civitas akademika Unima serta pencanangan peta jalan reformasi birokrasi.
“Yang terpenting dari kegiatan ini adalah anti korupsi, penandatangan pakta integritas dan pencanangan peta jalan reformasi birokrasi,” sebut Saroinsong.
Pada kesempatan ini pula Saroinsong selaku Ketua Panitia mengucapkan terima kasih kepada irjen dan dirjen yang telah menghadiri langsung kegiatan FGD Internalisasi Reformasi Birokrasi ini.
“Terima kasih kepada ibu irjen dan bapak dirjen yang telah hadir langsung pada kegiatan ini meski masih pandemi covid-19. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih,” sampainya.
Begitu pula para pemateri dari unsur Kemendikbud yang telah datang untuk menyampaikan dan berbagi langsung tentang pentingnya reformasi birokrasi.
Dirinya pun mengucapkan terima kasih kepada rektor yang terus memberi dukungan baik waktu dan tenaga kepada panitia hingga suksesnya kegiatan FGD Internalisasi Reformasi Birokrasi ini.
Tentunya kepada semua pihak yang turut menyukseskan kegiatan ini tak lupa juga kami ucapkan terima kasih.
Diketahui, para pemateri diantaranya, Dr. Chatarina Muliana SH, SE, MH dengan materi Reformasi Birokrasi untuk Mewujudkan Good Governace pada Perguruan Tinggi, Masrul Latif SIP, MSi selaku Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemendikbud menyampaikan materi Kebijakan Pengawasan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM, Drs. Hiswara selaku Ketua SPI Kemendikbud menjelaskan materi Internalisasi Pembangunan Zona Integritas Area Manajemen, dan Ferdy Fristyansjah ST, MSi selaku Auditor Madya Kemendikbud menyampaikan materi Internalisasi Pembangunan Zona Integritas Area Penataan Manajamen SDM, Penguatan Akuntabilitas, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Turut hadir dalam kegiatan FGD yakni para guru besar dan dekan se-Unima, para kepala biro, kepala bagian dan lainnya. Kegiatan dilaksanakan daring dan luring serta memperhatikan protokol kesehatan penanganan penyebaran covid-19. (Mart Rasuh)