Editor: Maher Kambey
Pewarta: Rusmin Hasan
TONDANO (Gawai.co) – Sejumlah aktivis Mahasiswa yang tergabung dalam barisan Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (GERTAK BBM) geruduk gedung DPRD Kabupaten Minahasa penolakan keras terhadap kenaikan BBM, Rabu, (7/9/2022).
Merespon kebijakan Presiden Jokowi terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Ada 03 September 2022 pekan lalu.
Harga pertalite sendiri naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter. Kemudian, pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
“Hal ini akan berdampak pada harga bahan pokok, dan aspek kebutuhan lainnya ,” ucap Kharisma yang juga sebagai korlap dalam aksinya.
“Berangkat dari dasar pikir diatas kami dari Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (GERTAK BBM) menuntun beberapa poin kepada DPRD Minahasa yakni:
1. Memberantas Mafia BBM.
2. Mendesak kepada pemerintah untuk tidak menarik subsidi BBM.
3. Mendesak pemerintah agar mengembalikan subsidi BBM dan wajib mengontrol ketetapan BBM dengan adil.
4. Mendedak pemerintah untuk menambah kilang minyak negara.
5. Mendesak DPR RI agar mengesahkan Rancangan UU masyarakat adat dan perlindungan Data pribadi disahkan menjadi Undang-undang.
6. Mendesak Komnas HAM agar menetapkan kasus pembunuhan munir sebagai pelanggaran HAM besar.
7. Menolak aktivitas Tambang PT. TMS di Sangihe.
8. Mendesak Guburnur Sulut mencabut SK Hibah no. 386/2022 hibah tanah Kalesay Minahasa dan lain sebagainya.
“Kami akan kembali turun kejalan manakalah aspirasi kami ini belum ditindak lanjuti oleh pemerintah khususnya anggota DPRD Kab. Minahasa,” tutupnya. (Rus)