Editor: Jhonli Kaletuang
MANADO (Gawai.co)- Wujudkan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado, Andrei Angouw dan dr Richard Sualang (AA-RS), “Menyelam sambil minum air” alias menyelesaikan pekerjaan yang satu sekaligus melakukan pekerjaan lain dapat dilakukan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Manado, Franky Porawou.
Terpantau, pria yang berapa bulan terakhir ini menghabiskan waktunya di Tempat Pembuangan Sampah Sumompo, serta Taman Kesatuan Bangsa Kota Manado, kini sudah berada di lahan perkuburan Winangun. Keberadaan Franky sapaan akrabnya, untuk memindahkan ratusan rangka manusia dari pekuburan Winangun ke lahan pekuburan milik Pemkot Manado di Kecamatan Mapanget.
“Data awal ada 120 yang akan kita pindahkan, Kemungkinan ada potensi ketambahan jumlah, sebab saat kita menarik garis lurus untuk pengukuran, ada yang pas ditengah badan kubur, jadi itu juga akan kita pindahkan,” jelas Kadis yang dikenal akrab dengan para insan pers.
Dijelaskan lagi, dari jumlah yang sudah dipindahkan sebanyak 90 rangka, tidak semua ke lahan pekuburan milik Pemkot Manado di Kecamatan Mapanget, sebagian dipindahkan di kampung halaman dengan dasar permintaan keluarga.
“Ada beberapa yang dipindahkan keluar Manado dan kami yang memfasilitasinya,” jelasnya lagi.
Sementara untuk mempermudah proses pemindahan, pihak DLH telah menyiapkan 6 unit mobil ambulance.
“Jadi setiap hari ada dua mobil ambulance yang standby,” jelasnya.
Disisi lain untuk pekerja penggali kubur dan pemindah rangka jenazah adalah warga sekitar.
“Mereka tidak takut, sebab ada yang memiliki daging juga dipindahkannya ke peti yang baru,” ungkapnya.
Bahkan untuk mempercepat proses pemindahan, koordinasi antar OPD dilakukan, untuk proses pekerjaan di lahan pekuburan di Mapanget pihaknya berbagi tugas dengan Dinas PUPR termasuk penyusunan batu bata dan sebagainya.
Bahkan untuk bentuk kubur semuanya sama sesuai dengan desain hanya badan dan tidak memiliki atap.
Sementara ada kubur yang akan dipindahkan masuk kategori mewah, pihaknya tetap berpatokan pada Tim Eppraisael. “Apa yang dihitung itu yang dibayar,” lanjut dia.
Sebagai orang beriman, segala sesuatu diawali dengan doa, oleh karena itu pihak DLH juga menyediakan tenaga pendoa seperti Pendeta, Pastur dan Ustadz yang bertugas mendoakan rangka sebelum dipindahkan.
Lebih jauh, sesuai rencana awal 14 hari kegiatan pemindahan rangka ini akan selesai.
“Nanti melihat kedepan, karena kita tidak tahu kendala apa dilapangan cuaca,” kuncinya. (Tim Gawai).