Editor/Pewarta: Maher Kambey
MANADO (Gawai.co) – Sebuah temuan mengejutkan muncul dari para mahasiswa FEB Unsrat yang berhasil lolos dalam seleksi nasional PKM Kemendikbudristek RI.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi (PKM-RSH FEB Unsrat) berhasil membedah fenomena penolakan uang logam di wilayah perbatasan, khususnya di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Tim PKM-RSH terdiri dari lima orang mahasiswa yakni Yulika Bonte, Allan Lipan, Eden Kalalo, Dea Agule, dan Mery Gala di bawah bimbingan Dr. Rudy Wenas, SE., MM.
Bidang riset yang digeluti para mahasiswa adalah Riset Sosial Humaniora, yang tidak hanya berfokus pada aspek sosial, tetapi juga menganalisis segi-segi humaniora untuk memahami perilaku masyarakat.
Tim PKM-RSH mencoba menjawab pertanyaan yang selama ini membingungkan, yakni mengapa uang logam tidak digunakan beserta faktor pendukungnya.
“Penelitian ini menyoroti fenomena menarik, di mana uang logam nyaris tidak digunakan dalam transaksi sehari-hari masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud,” kata salah satu anggota tim PKM-RSH, Allan Lipan, Minggu (22/10/2023).
Di samping itu penelitian tim PKM-RSH juga bertujuan membuka wawasan baru tentang dinamika wilayah perbatasan dan bagaimana hal ini memengaruhi penggunaan mata uang lokal.
Allan menjelaskan, pertanyaan hukum juga muncul seiring dengan penolakan uang logam terkait ketentuan yang mengatur apakah penggunaan mata uang rupiah masih relevan dalam konteks penolakan uang logam di wilayah Talaud.
Menurutnya hal tersebut adalah salah satu aspek menarik yang akan dianalisis oleh para peneliti.
Allan menilai, temuan dari penelitian ini dapat memberikan wawasan berharga untuk kontribusi positif dalam mengatasi tantangan ekonomi di wilayah perbatasan.
“Berharap penelitian ini bisa memberikan kontribusi berharga dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif terkait penggunaan uang logam di wilayah perbatasan,” tandasnya.
Diketahui, dari seleksi yang diikuti oleh 42.368 peserta dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, mahasiswa FEB Unsrat berhasil meraih posisi di antara 5.102 peserta terbaik. (Mhr)