Editor / Pewarta : Frans Kasumbala
SITARO (Gawai. co) – Perayaan hari lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Di tahun ini (2023) Pemerintah Pusat melaksanakan Upacara bendera bertempat di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Pancasila diketahui dicetuskan Presiden pertama Indonesia Soekarno pada tahun 1945.
Di era saat in, setiap orang memiliki cara pandang tersendiri tentang Pancasila. Salah satunya Srikandi asal Sitaro ini.
Bupati Kepulauan Sitaro Evangelian Sasingen ditemui usai melaksanakan upacara secara virtual mengungkapkan makna hari Pancasila.
Bagi Bupati perempuan pertama di Kepulauan Sitaro ini, dalam pemaknaannya Pancasila gampang ditemui di negeri penghasil buah pala, salak dan ikan terbaik ini.
“Dengan terpilihnya seorang perempuan jadi pemimpin ini membuktikan warga disini sudah Pancasila,” buka Bupati yang dilantik sejak 2018 itu.
Lanjut Bupati, sebagai pemimpin, Pancasila merupakan fondasi dan patokan untuk bernegara. Karena itu, dalam mengambil keputusan untuk memajukan daerah selalu mempertimbangkan tiap sila yang terukir.
“Karena itu Pancasila seharusnya menjadi Kompas untuk menunjuk arah kebijakan negara termasuk Sitaro yang kami pimpin selalu berdasar pada ideologi negara,” jelasnya
Dia juga menjelaskan Pancasila harus selalu melekat di diri setiap warga negara, karena jika tidak Pancasila, maka tidak ada lagi persatuan apalagi kemajuan.
“Jadi bukan hanya slogan atau simbol, Pancasila itu pola hidup,” bebernya.
Ia Ikut berbangga, masyarakat di Sitaro meski berada di daerah Perbatasan tapi tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila.
Ini terlihat dari cara hidup dan cara memperlakukan sesama yang tidak membeda bedakan.
“Ini terlihat dari saling menghormati orang tua dan anak anak, toleransi antar umat beragama, tidak ada rasisme dan saling menghormati antar golongan,” kata sebut Sasingen.
Ia terus berharap, kedepan daerah yang kaya dengan hasil alam, masyarakatnya akan terus menjunjung tinggi paham Pancasila. Sehingga keharmonisan yang tertata dan terunut dengan baik akan semakin sempurna.
“Meski di Perbatasan, Pancasila Kita tidak pernah luntur ataupun pudar sedikitpun,” kunci istri Anggota DPRD Sulut Toni Supit. (Frans)