Bolmut  

Proyek Plat Ducker Jalan Minanga Diduga Asal Jadi, LSM Galaksi Desak Aparat Usut Tuntas

Pewarta : Rendi Pontoh
Editor : Martsindy Rasuh

BOLMUT (Gawai.co) – Proyek pembangunan Plat Ducker di Jalan Minanga, Kelurahan Bintauna, yang dikerjakan oleh CV. Utara Persada, kini menjadi pusat perhatian warga setempat.

Pasalnya, proyek yang menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan nilai kontrak sebesar Rp 143.247.000 itu, diduga asal-asalan dalam pengerjaannya. Alih-alih menggunakan plat beton, proyek itu justru menggunakan papan kayu sebagai material utama.

Kondisi ini, memicu kekhawatiran warga terutama masyarakat Desa Minanga yang merasa dirugikan oleh kualitas proyek tersebut.

“Pembangunan akses jembatan kok pakai kayu, Itu ceritanya bagaimana. Tentu ini sangat merugikan masyarakat, terutama kami yang berada di Desa Minanga,” ujar salah satu warga Minanga yang enggan namanya di publis dengan nada kecewa.

Sementara itu, Ketua LSM Galaksi Sulut, Reinal Mokodompis, mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera turun tangan dan mengusut tuntas dugaan penyimpangan proyek ini.

“Saya minta pihak APH segera menindaklanjuti proyek tersebut. Ini merugikan masyarakat Bintauna, khususnya Desa Minanga,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bolmut, Rudini Masuara, memberikan klarifikasi terkait proyek tersebut kepada media ini. Rabu, (14/8/24) pekan ini.

Menurutnya, proyek tersebut memang belum sepenuhnya rampung, dan akan dilanjutkan pada APBD induk 2025 nanti.

“Proyek ini bertahap, dan akan kami lanjutkan pada APBD induk 2025,” jelas Rudini.

Namun, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya meredakan kekhawatiran warga. Mereka khawatir bahwa penggunaan material kayu untuk plat ducker akan berdampak pada keselamatan mereka saat melintasi jembatan tersebut.

Warga pun berharap agar pemerintah dan pihak berwenang segera melakukan evaluasi dan perbaikan sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Proyek Plat Ducker yang seharusnya menjadi solusi untuk akses infrastruktur yang lebih baik. Kini justru menjadi polemik, dan dikhawatirkan tidak akan memenuhi standar sehingga menimbulkan kekhawatiran warga. (rp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *