Editor/Pewarta: Rendi Pontoh
BOLMUT (Gawai.co) – Dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrim, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) telah menetapkan sasaran anggaran sebesar 5,8 miliar.
Langkah ini diambil untuk membantu 102 Kepala Keluarga (KK) 400 jiwa yang terdampak kemiskinan ekstrim.
Pemantapan disribusi bantuan ini pemkab memgadakan rapat yang dihadiri oleh 16 SKPD terkait untuk membahas hasil verifikasi dan validasi data kemiskinan ekstrim di Bolmut. Bertempata di ruang rapat Bupati. Kamis, (12/10/2023) kemarin.
Menurut Sekretaris Daerah, dr. Jusnan C. Mokoginta, hasil rapat tersebut memperlihatkan beragam permasalahan di lapangan yang memerlukan intervensi.
Beberapa permasalahan yang mencuat termasuk kondisi rumah yang memerlukan perbaikan menyeluruh, seperti rumah tanpa lantai.
Sektor pendidikan juga menjadi fokus, dengan banyak anak yang putus sekolah memerlukan pakaian, seragam sekolah, sepatu, buku, dan alat penunjang pendidikan. Bidang kesehatan juga menjadi sorotan, di mana banyak warga yang belum tercover oleh BPJS, “Jelas Sekda.
Data ini terdokumentasi dengan baik dari desa hingga kecamatan, dan masing-masing SKPD bertanggung jawab dalam memetakan permasalahan yang ada.
Hasil dari verifikasi dan validasi menunjukkan bahwa masih banyak yang belum memiliki listrik dan kompor gas. Selain itu, ada 11 KK yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan pembangunan rumah layak huni. “Ungkapnya.
Sementara itu, Pj. Bupati Sirajudin Lasena memberikan respon positif terhadap hasil verifikasi data ini dan menegaskan komitmen pemda dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bolmut.
Ia mengingatkan bahwa pengentasan kemiskinan ekstrim bukan hanya sekadar memberikan listrik, membangun lantai rumah, atau menyekolahkan anak-anak, tetapi juga melibatkan upaya memenuhi kebutuhan dasar seperti sumber air bersih dan sanitasi. Anggaran sebesar 5,8 miliar ini diperoleh berkat kualitas belanja daerah yang baik.
“Kalau hanya beli seragam sekolah dari SD sampai SMA tentu bisa, yang tidak bisa itu kita bangun sekolah. “Jelasaya.
Lebih lanjut, Fokus utama pemda adalah pada 102 KK yang menjadi prioritas. Namun, data baru akan tetap kita tampung jika ada sisa anggaran dari 5,8 miliar ini, bisa digunakan untuk membantu data baru yang disodorkan Kepala Desa. “Tegasnya. (Rnd)