Panen Pemuliaan Padi di Busisingo: Langkah Strategis Boltara Menuju Swasembada Pangan

Pewarta: Rendi Pontoh

Editor : Misel Pontoh

Busisingo, Boltara – Udara Sore hari di Desa Busisingo, Kecamatan Sangkub, terasa sejuk. Di hamparan sawah yang menguning dan membentang, sejumlah petani bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tampak sibuk memanen padi. Namun, ini bukan panen biasa. Inilah panen pemuliaan padi sawah, sebuah langkah penting dalam mencetak benih unggul yang akan menentukan masa depan pangan di daerah ini.

Bupati Dr. Sirajudin Lasena, didampingi Wakil Bupati Moh. Aditya Pontoh, turun langsung ke sawah. Dengan lengan baju yang digulung dan senyum yang hangat, keduanya ikut memotong padi bersama para petani. Bagi Sirajudin, ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud komitmen pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan.

“Benih unggul adalah kunci. Kita tidak hanya bicara soal hasil panen hari ini, tetapi juga bagaimana memastikan ketahanan pangan masyarakat Bolmut di masa mendatang,” ujar Bupati. Rabu, (27/8/25) kemarin.

Mengapa Pemuliaan Padi Penting?

Pemuliaan padi bukanlah hal baru, namun bagi Boltara, ini adalah investasi jangka panjang. Dengan kondisi geografis yang memiliki lahan rawa, petani membutuhkan varietas padi yang mampu beradaptasi dengan baik. Dalam kesempatan ini, pemerintah menyerahkan tiga varietas unggul untuk dikembangkan:
• Inpara 8 – Cocok untuk lahan rawa
• Inpara 9 – Varietas rawa yang lebih produktif
• Biosalin – Varietas khusus untuk lahan rawa yang terpengaruh air asin

Ketiga varietas ini diharapkan mampu menjawab tantangan petani Bolmut yang sering dihadapkan pada kondisi lahan yang unik. “Kita ingin petani tidak lagi kesulitan mendapatkan benih yang sesuai dengan lahan mereka. Dengan varietas ini, produktivitas bisa meningkat, dan pendapatan petani pun naik,” jelas Wakil Bupati Aditya Pontoh.

Dari Busisingo untuk Boltara

Kelompok Tani Tunas Baru menjadi garda terdepan dalam program ini. Lahan mereka dijadikan lokasi penangkaran, tempat bibit unggul diperbanyak sebelum didistribusikan ke petani lain. Ketua kelompok tani setempat mengaku bangga dipercaya menjalankan tugas ini. “Ini tanggung jawab besar, tapi kami siap. Kalau benihnya bagus, kami semua yang untung,” ujarnya sambil tersenyum.

Program ini juga melibatkan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, yang memastikan kualitas benih memenuhi standar sebelum dilepas ke petani. Sinergi ini menjadi bukti bahwa penguatan sektor pertanian tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus berkolaborasi.

Lebih dari Sekadar Panen

Di balik hamparan padi yang menguning, ada harapan besar yang tumbuh: ketahanan pangan Boltara yang mandiri dan berkelanjutan. Pemerintah optimistis bahwa dengan pemuliaan ini, kebutuhan pangan daerah dapat dipenuhi tanpa harus terlalu bergantung pada pasokan dari luar.

Bupati Sirajudin menutup kegiatannya dengan pesan yang menegaskan visi ini: “Kita ingin Bolmut menjadi daerah yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Ini bukan hanya tentang pertanian, ini tentang masa depan generasi kita.”

Panen di Busisingo hari ini adalah simbol. Simbol perjuangan, inovasi, dan semangat gotong royong antara pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan satu cita-cita: Bolaang Mongondow Utara yang swasembada pangan. (rp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *