Editor/Pewarta: Indra S. S. Ketangrejo
BOLMONG (Gawai.co) – Seluruh Umat Hindu, Desa Adat Mopugad, Kecamatan Dumoga Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), memperingati 10 tahun Karya Ngenteg Linggih, Senin (10/10/2022).
Upacara keagamaan memperingati sepuluh tahun Karya Ngenteg Linggih ini, merupakan sebuah prosesi upacara untuk melinggihkan, atau mendudukkan Tuhan dalam manifestasinya di tempat-tempat suci.
Pantauan media ini, ribuan Umat Hindu di wilayah tersebut, mengikuti rangkaian upacara yang berlangsung di Pura Dalem, Pura Perempatan (Catus Pata), dan Pura Puseh, sejak pagi hingga malam.
I Nengah Puji Ketua Parisade Desa Mopugad menyampaikan, sepuluh tahun lalu juga diadakan upacara yang namanya Ngenteg Linggih. Kemudian nantinya akan diadakan lagi 20 tahun, dan 30 tahun, selama tiga kali berturut-turut.
Dijelaskan, tujuan utama upacara Ngenteg Linggih ini adalah untuk menetralisir hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
“Jadi, dalam pelaksanaan upacara Ngenteg Linggih ini, sarana dan alat yang digunakan adalah semua dari isi bumi ini. Mulai dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan binatang,” jelasnya.
Di tempat yang sama, I Nyoman Sukra, Ketua PHDI Kabupaten Bolmong mengucapkan selamat kepada Parisade Desa Adat Mopugad yang telah melaksanakan Upacara Ngenteg Linggih yang sudah dilaksakan sepuluh tahun lalu, kemudian kembali diperingati saat ini.
Ditambahkan, sudah disaksikan bersama bahwa upacaranya cukup panjang, ada beberapa upacara yang digelar. “Selaku PHDI Kabupaten Bolmong, tentu memberi dukungan dan mensuport kegiatan ini. Karena ini dilaksanakan untuk melestarikan dan mengajarkan budaya keagamaan Hindu yang sejak lama kita tinggal di dataran Dumoga, Kabupaten Bolmong,” tuturnya.
Dirinya berharap, kegiatan seperti ini tetap dilestarikan. Karena ini kata Sukra adalah peninggalan adiluhung dari nenek moyang kita. Dimana, Karya Ngenteg Linggih, selalu dilaksanakan apabila perangkat-perangkat Pura-nya sudah rangkum.
“Jadi kedepan tentu, generasi muda terutama, bisa meneruskan tradisi upacara seperti ini. Berharap juga, kiranya dukungan pemerintah terhadap keberadaan umat kami yang ada di Kabupaten Bolmong,” ucapnya.
Selama ini juga kata Sukra, sudah cukup tersentuh oleh bantuan-bantuan pemerintah. Namun, dirinya berharap kiranya kedepan, baik pemerintah Kabupaten Bolmong, Pemerintah Provinsi Sulut, bahkan Pemerintah Pusat bisa terus membantu pembangunan rumah-rumah ibadah yang ada di daerah mereka. (Ind)