Sentuh Desa, Bangun Harapan: SJL-MAP Lanjutkan Program Rumah Layak Huni

Pewarta: Rendi Pontoh

Boltara – Lantunan doa mengiringi peletakan batu pertama di Desa Nunuka, Kecamatan Bolangitang Timur. Sirajudin Lasena menunduk, tangannya menumpu batu pertama yang menjadi fondasi hunian baru bagi warga kurang mampu. Bersama wakilnya, Moh. Aditya Pontoh, ia melanjutkan safari pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), program prioritas yang mulai menyasar desa-desa terpencil di Bolaang Mongondow Utara (Boltara).

Setelah sebelumnya digelar di Sangkub, Bintauna, Kaidipang, dan Pinogaluman, kali ini peletakan batu pertama dilakukan di lima desa di dua kecamatan Bolangitang Timur dan Barat: Nunuka dan Mokoditek, serta Iyok, Keimanga, dan Paku Selatan.

Di antara warga yang menyambut, hadir pula Ketua TP-PKK Bolmut, Ening Sutrisni Lasena Adam, dan Sekretaris TP-PKK, Moy Olivia Pontoh Mamonto. Keduanya menyerahkan bantuan sembako kepada penerima manfaat. Wajah-wajah sumringah menyambut tangan-tangan yang membawa bukan sekadar bantuan, tapi juga harapan.

“Program ini bukan soal batu dan semen,” kata Bupati Sirajudin Lasena. “Ini tentang kehadiran Pemerintah di depan pintu warga, tentang upaya menghadirkan kehidupan yang lebih layak dan bermartabat.”

RTLH menjadi satu dari 17 program prioritas pemerintahannya bersama Aditya Pontoh. Sejak awal periode, keduanya menempatkan perumahan sebagai isu strategis yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Hunian yang sehat, kata Sirajudin, menjadi awal dari keluarga yang kuat, anak-anak yang tumbuh dalam suasana yang mendukung, serta ibadah yang khusyuk.

Program ini juga menjadi semacam manifesto kecil: bahwa pembangunan tidak hanya berlangsung di pusat kabupaten, tapi menjalar hingga ke desa-desa pinggiran. Bahwa pemerintah bukan hanya membangun, tetapi hadir. Bahwa rakyat bukan hanya objek, tetapi subjek dari pembangunan itu sendiri.

Dengan laju program yang kian agresif, target Boltara sebagai kabupaten yang bebas rumah tidak layak huni mungkin masih jauh. Tapi di atas tanah basah di lima desa itu, harapan sudah ditanam. Dan pemerintah daerah bertekad menjaganya tumbuh. (rp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *