Editor/Pewarta: Alfondswodi
BITUNG (Gawai.co) – Pegelaran adat Tulude yang merupakan tradisi masyarakat Nusa Utara yang diselenggarakan setiap Tanggal 31 Januari, bakal digelar Pemerintahan Kota (Pemkot) Bitung. Rabu (31/1/2024).
Adapun kegiatan upacara adat Tulude, oleh Pemkot Bitung akan mengelar di delapan Kecamatan se-Kota Bitung, secara bergantian dan dikesempatan ini diawali di dua lokasi yakni: Lembeh Utara dan Lembeh Selatan.
Menurut Juru Bicara (Jubir) Pemkot Bitung, Albert Sergius Palengkahu mengatakan pelaksanaan upacara adat Tulude Pemkot Bitung, akan digelar secara bergantian.
“Hari ini pelaksanaan lnya digelar di dua Kecamatan yang ada di Pulau Lembeh. Kemudian secara bergantian di Kecamatan lainnya dan puncak acaranya akan dilaksanakan pada 6 Februari 2024 bertempat di lapangan Kantor Walikota Bitung,” ucap Albert.
Selain itu, kata Jubir Pemkot Bitung, upacara adat Tulude, selain kegiatan adat yang sudah masuk dalam kalander kegiatan Pemkot Bitung, sehingga pelaksanaan upacara adat Tulude kaya akan nuansa budaya.
“Semoga di tahun ini pelaksanaan upacara adat Tulude, dapat menarik wisatawan, karena upacara adat Tulude sangat unik dan menampilkan berbagai antraksi budaya Nusa Utara,” pungkasnya.
Ini lokasi pelaksanaan Upacara Adat Tulude Pemkot Bitung;
Kecamatan Lembeh Utara berlokasi di Kelurahan Gunung Woka.
Kecamatan Lembeh Selatan lokasi di Kelurahan Papusungan.
Kecamatan Maesa lokasi di Kelurahan Bitung Tengah.
Kecamatan Madidir lokasi di Kelurahan Paceda.
Kecamatan Girian lokasi di Kelurahan Girian Weru Dua.
Kecamatan Aertembaga lokasi di Kelurahan Winenet Satu.
Kecamatan Ranowulu lokasi di Kelurahan Danowudu.
Kecamatan Matuari lokasi di Kelurahan Tanjung Merah.
Sekilas Tentang Upacara Adat Tulude
Tulude merupakan upacara adat tahunan yang diwariskan dari para leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro). Nusa Utara yang terletak di ujung utara provinsi Sulawesi Utara. Tulude telah dilaksanakan selama bertahun-tahun dan merupakan upacara adat sakral serta religius yang dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud.
Upacara adat ini digelar setahun sekali, tepatnya di akhir bulan Januari, yakni pada tanggal 31. Acara ini juga dihayati secara simultan sebagai peringatan Hari Ulang Tahun Kab. Kepulauan Sangihe. Dewasa ini, masyarakat suku Sangihe mengadakan upacara adat Tulude sebagai momen untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas berkat yang diberikan, baik dalam bidang kelautan dan perikanan, maupun pertanian, dsb.
Jika ditinjau berdasarkan kacamata historis, upacara Tulude ini, dulunya dipenuhi dengan berbagai hal atau ritual yang berbau mistis. Akan tetapi, dengan masuknya agama di tengah masyarakat Sangihe, khususnya protestanisme yang dibawa oleh pihak Belanda, maka hal-hal mistis tersebut lambat laun bergeser menjadi perayaan yang bersifat religius. Meskipun demikian, sebagian masyarakat Sangihe masih mempercayai apa yang disebut dengan kekuatan jahat, hal-hal yang berbau mistis atau yang sarat dengan okultisme. (ayw)