Editor: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Guna melestarikan dan memelihara ekosistem Danau Tondano, Universitas Negeri Manado (Unima), Komunitas Peduli Danau Tondano (KPDT), KNPI Sulut, KNPI Minahasa dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi I melaksanakan pencanangan penghijauan ditandai dengan penanaman pohon di sekitar danau, bertempat di lahan Kampus Unima, Jumat (20/8).
Pada kesempatan tersebut, semua sepakat untuk memberikan sumbangsih, inovasi dan turut ambil bagian untuk melestarikan Danau Tondano.
Wakajati Sulut Fredy Runtu SH yang juga selaku Ketua KPDT menyampaikan, sudah sepantasnya semua elemen masyarakat saling bahu-membahu melestarikan Danau Tondano, apalagi kondisi saat ini makin memprihatinkan dengan mendangkalnya danau.
“Pendangkalan Danau Tondano sudah memprihatinkan, oleh sebab itu kita semua elemen masyarakat harus bahu-membahu melestarikannya, kalau bukan sekarang kapan lagi,” sebut Runtu.
Dalam sambutannya, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk M.Pd mengatakan, kita patut bersyukur karena melaksanakan pencanangan ini untuk melestarikan lingkungan Danau Tondano.
“Bersyukur karena kegiatan pencanangan ini boleh terlaksana. Kita harus bergadengan tangan agar bagaimana bisa mengelolah eceng gondok di Danau Tondano,” katanya.
Kata Prof Dei, Unima sebagai universitas melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, apalagi berada di area dekat dengan Danau Tondano punya tugas untuk menjaga kelestariannya.
Kemudian, dalam rangka pemeringkatan green matrics, termasuk didalamnya penghijauan alam kemudian Unima punya potensi alam yang luas kurang lebih 300 hektare untuk dikembangkan serta berada pada lingkungan konservasi Danau Tondano, maka sudah sepantasnya turut ambil bagian melestarikan dan memelihara danau.
“Kiranya kedepan Unima boleh dapat bantuan pohon atau buah untuk ditanam dan dimanfaatkan lahan, agar supaya pelestarian Danau Tondano akan dimulai dari lahan Unima,” sebutnya.
Selain itu, rektor menjelaskan, Unima menjadi tuan rumah pelaksanaan Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi), dan menjadi tema tahun ini adalah “Konservasi Danau Tondano dan Kepedulian Bagi Generasi Mendatang”.
“Salah satu isu yang akan dibahas yakni tentang kelestarian Danau Tondano tempat kita mendapatkan air bersih, air minum dan penghasil tenaga listrik jadi sangat perlu dilestarikan,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan rektor, para pakar di Unima akan melakukan penelitian agar pengembangan SDA Danau Tondano bisa dikembangkan. Misalkan pembuatan semen dari bahan dasar eceng gondok.
“Jadi limbah dari eceng gondok diolah menjadi semen. Dan program ini sudah jalan atas kerjasama Unima dan ITB, digunakan pada pembangunan jembatan,” jelasnya.
“Unima terpanggil juga untuk menjaga kelestarian danau, karena kampus ini berada pada posisi strategis dan punya andil,” sampainya.
“Kami berterima kasih kepada KPDT, KNPI, Balai Sungai, pemerintah daerah dan semua pihak yang telah menunjuk dan mengajak Unima untuk turut ambil bagian melestarikan Danau Tondano. Tentu melestarikan lingkungan terutama danau menjadi keharusan bagi kami,” terangnya.
Sementara itu, Ketua KNPI Sulut Rio Dondokambey mengapresiasi gerakan ini karena melibatkan elemen pemuda. “Karena ini aset daerah jadi tentu menjadi tanggungjawab juga dari pemuda, kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena turut melibatkan anak muda,” sebutnya.
Kata Rio, ini merupakan program jangka panjang, jadi perlu dilibatkan pemuda. “Saya mengajak teman-teman pemuda untuk membantu melestarikan Danau Tondano atau lingkungan,” tuturnya.
Dalam hal ini, kata Rio yang juga Ketua Kadin Sulut, organisasi KNPI harus menjadi lokomotif gerakan penghijauan dan pelestarian Danau Tondano. “Karena pemuda harus banyak diajari peduli terhadap lingkungan hidup,” ungkapnya.
Ia berpendapat daerah yang dekat dengan sumber air harusnya maju, sehingga sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama mendukung dan mengembangkan daerah pesisir dan sekitaran Danau Tondano.
“Danau ini kan bukan buatan manusia. Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita,” kata lulusan universitas di Amerika ini.
Sebagaimana negara-negara besar seperti Amerika Serikat, pusat perekonomiannya berada di pesisir barat dan pesisir timur. Di Cina, ada Shanghai daerah pesisir. Israel juga bergantung pada Danau Galilea.
Putra sulung Gubernur Sulut Olly Dondokambey ini juga mendukung penuh kegiatan KPDT. “Jajaran KNPI sangat mendukung. Begitu juga dengan Unima. Kami sangat berharap bisa menyumbang ide-ide dan kontribusi untuk sama-sama kita melestarikan Danau Tondano,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, rektor Unima secara sombolis membuka kegiatan pencanangan penghijauan sekitar Danau Tondano dilanjutkan dengan penanaman pohon dari semua pihak yang hadir.
Kegiatan turut diikuti Wakajati Sulut Fredy Runtu SH selaku Ketua KPDT, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Ir. Bastari M.Eng, Asisten II Setkab Minahasa Wenny Talumewo, Asisten III Setkab Minahasa Vicky Tanor, Ketua KNPI Sulut Rio Dondokambey, Ketua KNPI Minahasa Rifky Roring, Ketua Ikatan Waraney Wulan Minahasa (IWWM) Karlina Roring, Kepala SNVT Bendungan Ir. Janeny Mamoto dan Kepala Sektor Operasi Dr. Ir. Iskandar Rahim, jajaran Pemkab Minahasa, para dekan serta jajaran Unima. (Martsindy Rasuh)