Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Universitas Negeri Manado (Unima) terus berinovasi. Terkini, Kampus Biru julukan Unima yang dipimpin wanita hebat Rektor Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd melaksanakan kuliah umum atau studium generale Wawasan Kebangsaan dengan topik “Memantapkan Nilai Kebangsaan Berdasarkan Empat Konsensus Dasar Bangsa” menghadirkan Kapolda Sulut, Irjen Pol Drs. Mulyatno, SH, MM sebagai pemateri utama, kegiatan dilaksanakan di Auditorium Walanda Maramis Unima, di Tondano, Senin (22/8/2022).
Pada kesempatan itu, kapolda menjelaskan mengenai sejarah dan proses kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu jenderal dua bintang ini membagikan tentang tips agar mahasiswa boleh memiliki pengertian tentang wawasan kebangsaan.
“Mahasiswa itu harus memiliki jiwa bela negara, yakni sikap dan perilaku seorang warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 guna menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara,” tutur kapolda.
“Tentu juga sikap patriotisme dan cinta tanah air harus dimiliki mahasiswa sebagai kaum intelektual,” tegasnya.
Kemudian, lanjut kapolda, nilai-nilai dari empat konsensus kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI harus menjadi pedoman wajib untuk menjawab tantangan berbangsa dan bernegara pada masa kini dan masa yang akan datang.
Sementara itu, sebelumnya dalam sambutan Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd menyampaikan, wawasan kebangsaan sangat penting dalam memperkokoh komitmen masyarakat Indonesia, termasuk kita keluarga besar Unima.
“Kita memiliki tugas utama didalam diri bahwa harus punya jiwa bela negara, cinta tanah air. Komitmen kita selaku dosen maupun mahasiswa harus menanamkan tentang Pancasila, NKRI, UUD 45 dan Bhineka tunggal Ika yang terpatri di dalam hati,” tutur rektor.
“Dengan komitmen-komitmen itu akan memperkokoh wawasan kebangsaan dalam cara pandang kita melihat berbagai persoalan kebangsaan, politik, kebudayaan ekonomi kemasyarakatan bahkan keseluruhan matra kehidupan berbangsa dan bernegara, baik matra laut darat maupun udara,” sebutnya.
Ditambahkan rektor, wawasan kebangsaan ini sangat penting ketika menghadapi berbagai gerakan radikalisme, separatisme dan terorisme. “Situasi ekonomi global yang semakin cenderung krisis, mendorong kita semua untuk semakin memperkuat wawasan kebangsaan,” terangnya.
Kegiatan studium generale diawali dengan laporan kegiatan oleh Ketua Panitia Bobby Hamenda, SE, M.Si. Diterangkannya, bahwa kegiatan ini berasal dari suatu pemikiran yakni perlu adanya peningkatan wawasan dari civitas academica Unima, terutama kepada mahasiswa demi mengantisipasi ancaman radikalisme, premanisme, anarkisme bahkan terorisme.
“Pemahaman mengenai wawasan kebangsaan ini penting sekali bagi para mahasiswa untuk dapat memiliki cara pandang yang benar selaku generasi muda, dan merupakan human capital bagi bangsa dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis dan menjunjung tinggi moral bangsa Indonesia,” katanya.
Oleh karena itu, Unima sangat berterima kasih atas kehadiran dan kesediaan diri kapolda untuk menjadi narasumber tunggal pada kuliah umum wawasan kebangsaan ini. Kemudian, pada kesempatan ini dirinya melaporkan bahwa kuliah ini dihadiri sekitar 700 mahasiswa dari tujuh fakultas ditambah dengan pimpinan kampus, dosen dan pegawai.
Bobby menambahkan, panitia berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama sebagai wujud kontribusinya pada kegiatan ini. “Terima kasih kepada semua pihak telah membantu menyukseskan kegiatan ini yang tak bisa kami sebutkan satu per satu, terima kasih atas kehadiran kita semua pada kegiatan kuliah umum ini,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan, Kapolda Sulut Irjen Pol Drs. Mulyatno, SH, MM beserta jajaran Polda Sulut yang mendampingi, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd, anggota senat Unima, para wakil rektor, para dekan, para direktur dan ketua lembaga, kepala biro, BKLN, para ketua UPT, panitia, dosen dan mahasiswa. (Mrt)