Editor: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Pasca dilantik Gubernur Olly Dondokambey di kantor DPRD Sulut tahun 2018 dan resmi menjabat, Royke Octavian Roring dan Robby Dondokambey (ROR-RD) kini telah memasuki tiga tahun kepemimpinan selaku Bupati dan Wakil Bupati, tepat pada Sabtu (25/9).
Tentu, dalam mencapai kemenangan pemilihan kepala dan wakil kepala daerah di Kabupaten Minahasa tahun 2018 ada janji kampanye yang disampaikan ROR-RD sehingga mampu meraih kemenangan.
Dimana pasangan usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, Partai Gerindra dan Partai Hanura berhasil meraih 132.152 suara rakyat Minahasa melalui Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Persentase raihan pasangan dengan jargon Minahasa Hebat ini mencapai 65,08 persen dari total suara sah sehingga mampu menyisihkan pesaingnya Ivan Sarundajang dan Careig N. Runtu (CNR) yang hanya meraih 70.900 suara atau 34,92 persen.
Atas raihan itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa pun mengesahkan pasangan ROR-RD sebagai pemenang Pilkada tahun 2018 dan selanjutnya dilantik oleh gubernur.
Lantas, saat itu juga masyarakat Minahasa mulai menantikan apa yang diharapkan sesuai janji keduanya ketika ingin merebut hati warga dalam memperoleh suara di TPS.
Selang waktu tiga tahun memimpin Tanah Toar Lumimuut bukanlah waktu yang singkat bagi ROR-RD untuk bisa menjalankan roda pemerintahan.
Fakta menarik dan bermanfaat dengan sudah setengah perjalanan lebih memimpin Minahasa, tentunya banyak pula harapan yang dinantikan masyarakat. Berbagai prestasi yang telah diraih tentunya pantas diapresiasi.
Namun sejumlah harapan dari masyarakat untuk bisa terwujud tentunya masih pula dinantikan disisa kepemimpinan ROR-RD hingga pada 25 September 2023. Sehingga ada beberapa catatan yang masih menjadi “Pekerjaan Rumah” (PR) bagi kedua pemimpin ini.
Diantaranya, soal perbaikan jalan Pasar Langowan yang hingga kini belum terealisasi. Padahal pasar itu merupakan salah satu pendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan nilai tak kecil untuk menopang keuangan daerah.
Termasuk jalan di Pasar Tondano yang terus menjadi harapan dari masyarakat terhadap keduanya. Karena sama seperti Pasar Langowan, Pasar Tondano pun menjadi salah satu andalan penyetor PAD di Minahasa.
Dari sektor pendidikan, masyarakat berharap adanya pembangunan kembali terhadap Sekolah Dasar (SD) IV Tondano yang hingga kini belum terealisasi alias terbengkalai.
Bahkan masyarakat menilai semenjak keduanya memimpin Minahasa, Tondano seakan kembali menjadi ‘Kota Mati’ karena lampu jalan sebagai penunjang ekonomi sering tak menyala.
Termasuk Traffic Light atau lampu lalulintas yang seharusnya diperbaiki, namun terabaikan. Padahal fasilitas itu merupakan hal penting dalam upaya pengaturan lalu lintas di Tondano yang merupakan ibukota Kabupaten Minahasa.
Karena kondisi geografis, beberapa desa di Kabupaten Minahasa sulit mendapatkan akses sinyal seluler maupun internet. Padahal telepon seluler dan internet sudah menjadi kebutuhan harian masyarakat dalam menunjang aktivitas, sehingga diharapkan adanya penguat atau pemancar sinyal.
Masih banyak hal lain yang masih dinantikan seperti pembangunan infrastruktur sebagai penunjang ekonomi dan aktivitas masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Dan harapan besar yang dinantikan oleh masyarakat adalah terwujudnya Kota Langowan dan Kabupaten Minahasa Tengah (Minteng) serta Danau Tondano bersih dari tanaman Gulma Enceng Gondok.
Karena ketiga hal itu merupakan bagian dari program priotas ROR-RD saat melakukan kampanye di sejumlah wilayah di Minahasa, dengan menegaskan bahwa semuanya akan terwujud melalui sinergitas dengan pemerintah pusat dan provinsi.
Kiranya beberapa catatan berupa catatan kritis ini bisa menjadi semangat baru bagi ROR-RD dalam memimpin untuk menuju Minahasa Hebat, dan merealisasikan janji politik di Pilkada. Dan tentunya bukan melihat hal ini sebagai upaya memprotes berbagai kebijakan pemerintah.
Catatan oleh Ketua Pers Minahasa (PersMin) Kelly Korengkeng.