Editor: Maher Kambey
SITARO (Gawai.co) – Pemilihan Kapitalau di Kampung Hiung, Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro terancam batal. Hal ini disebabkan, salah satu calon belum memasukan berkas sebagai syarat pencalonan hingga batas waktu yang ditetapkan.
Menguaknya kabar bakal calon tersebut, meragukan netralitas panitia pemilihan baik di tingkat desa dan kecamatan serta adanya intervensi dari oknum pejabat daerah setempat.
Pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) tinggal menghitung hari. Sesuai jadwal yang ditetapkan oleh panitia pemilihan Kabupaten, pilkades akan dilaksanakan serentak pada 24 November mendatang.
Persaingan untuk mendapatkan Lambang Garuda dan menjadi orang nomor satu di desa memicu ketegangan, belum lagi pejabat yang terpilih memiliki kewenangan penuh untuk mengelola dana desa yang jumlahnya mencapai satu miliar pertahunnya.
Desa Hiung di Kecamatan Siau Barat Utara jadi contohnya. Hingga proses pendaftaran selesai hanya dua orang warga yang berani mendaftarkan diri ke kantor sekertariat panitia pemilihan, kedua nama tersebut yakni Yoel Damisi yang merupakan calon petahana dan Marheis Kadisihe.
Dua putra terbaik ini, mencoba adu strategi untuk bisa menahkodai kampung halaman Wakil Bupati Sitaro Jhon Palandung.
Kabar tak sedap pun tiba saat batas kelengkapan berkas pada 1 November 2021, sang petahana Yoel Damisi tidak kembali melengkapi berkas, hingga batas waktu yang ditentukan berakhir.
Sesuai informasi dari warga setempat yang minta tak disebutkan namanya ada dugaan tidak netral dari panitia baik di tingkat kampung dan kecamatan, selain itu intervensi oknum pejabat di Sitaro menekan masyarakat untuk tidak lagi memilih Kapitalau yang sudah menjabat enam tahun ini.
“Dia (Yoel Damisi) Kecewa, karena panitia pemilihan kampung dan kecamatan justru tidak netral dan diam diam mengajak masyarakat untuk mendukung lawan tandinya, juga ada oknum pejabat di daerah yang menekan warga untuk memenangkan calon lainnya,”katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kampung Adjida Kasengkang saat di temui malam sebelum berakhir batas waktu membenarkan, bahwa salah satu bakal calon tidak kembali melengkapi berkas. “Hingga saat ini (melihat jam pukul 23.30 wita) saudara Yoel Damisi belum memasukan berkas,” ujar Kasengkang.
Lebih lanjut, terkait dengan tahapan dan netralitas Panitia Pemilihan, kasengkang membantah jika ada unsur memihak. “panitia netral, sampai saat ini,” bantah Kasengkang.
Sedangkan, terkait dengan munculnya stiker milik Marheis Kadisihe dengan latar warnah merah lengkap dengan desain logo partai PDI Perjuangan ditemukan di rumah para pendukungnya dianggap panitia pemilihan kampung sebuah pelanggaran, karena dipasang sebelum tanggal ditetapkan, untuk alat peraga.
“Kita tindak lanjuti, semua yang terkait sudah kita minta klarifikasinya termasuk bakal calon,” tandas Kasengkang.
Meskipun diketahui stiker tersebut sudah terpasang sejak minggu siang, dan baru diangkat saat mendapat laporan warga.
Sementara itu informasi diterima Panitia Pemilihan Kabupaten bersedia untuk memperpanjang kelengkapan berkas hingga tanggal 5 November 2021, supaya pilkades jelas bisa dilaksanakan. Pihak Panitia Pemilihan Kabupaten ikut menyesalkan terkait dengan hal tersebut.
Ketua Panitia Herry Lano pada pertemuan bersama para camat dan ketua panitia pemilihan kampung, Selasa (2/11) menegaskan, tidak ada panitia yang ikut kampanye atau berpihak kepada calon lain, jika berpihak harus mundur.
“Saya berharap tahapan dan proses Pemilihan Kepala Desa serentak di Kabupaten Kepulauan Sitaro, pada bulan November Tahun 2021 nanti dipersiapkan dengan baik, dan harus mengedepankan pemilihan yang jujur, adil agar semua berjalan dengan baik,” jelas Lano.
Saat di konfirmasi bakal calon Yoel Damisi menyampaikan, alasan dirinya belum beraedia karena netralitas panitia dipertanyakan, dirinya juga memohon maaf kepada masyarakat yang dirugikan.
“Saya mengurungkan niat karena proses demokrasi yang tidak sesuai netralitas semua pihak termasuk panitia mengecewakan, saya juga mohon maaf untuk semua masyarakat Kampung Hiung tapi kira harus benar benar belajar demokrasi yang bersih dan harus mulai dari kampung kita sendiri, serta terimakasih untuk dukungan selama enam tahun ini,” ucap Yoel.
Pemilihan Kapitalau sebutan Kepala Desa di Sitaro memang menjadi awal pertarungan jelang 2024 mendatang, makanya tidak jarang jika semua politisi atau pejabat ikut serta, harapan terbaiknya figur yang di jagokan harus menang demi memuluskan langkah kedepan dalam Pemilihan Serentak baik Legislatif maupun kepala daerah. (Frans)