Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Universitas Negeri Manado (Unima) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan inovasi yang berorientasi pada keberlanjutan. Hal ini ditandai dengan panen perdana tanaman nilam di lahan seluas dua hektare, Jumat (26/9/2025).
Program ini bukan hanya menjadi terobosan di bidang pertanian, tetapi juga bagian dari strategi besar kampus dalam menghadirkan kontribusi nyata bagi masyarakat dan daerah.

Dirjen Dikti Kemendiktisaintek, Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng, yang berkesempatan waktu itu memanen nilam sekaligus memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut. Menurutnya, program ini tidak sekadar berorientasi pada hasil panen, tetapi memiliki dampak strategis apabila dirancang secara berkelanjutan.

“Unima memiliki lahan luas. Jika disertai desa binaan dan petani binaan, program ini akan memberi efek jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Khairul yang turut didampingi rektor.
Sementara itu, Rektor Unima, Dr. Joseph Philip Kambey, SE., MBA., Ak, juga menegaskan dukungan penuh institusi terhadap pengembangan komoditas nilam.

“Meski baru dua hektare yang dipanen, ini merupakan langkah awal yang penting. Dengan lahan lebih dari 300 hektare yang dimiliki, kami optimis Unima mampu mengembangkan inovasi ini menjadi proyek besar yang berdampak signifikan,” ujarnya.

Lebih jauh, Guru Besar senior FMIPAK Unima, Prof. Dr. Arrijani, M.Si, mengaitkan program penanaman nilam dengan agenda Dies Natalis ke-70 Unima. Ia menyebut, selain nilam, instruksi penanaman 70 pohon kelapa genja juga memiliki makna simbolik sekaligus strategis.
“Kelapa adalah identitas Sulawesi Utara sebagai daerah nyiur melambai. Selain itu, kelapa berperan dalam program green energy, sekaligus menjadi komoditas unggulan ekspor. Kehadiran kelapa genja akan mempercantik kampus sekaligus mendukung agenda pemerintah pusat maupun daerah,” jelasnya.

Arrijani juga meluruskan pandangan keliru di masyarakat mengenai dampak nilam terhadap kelapa. Menurutnya, penurunan produksi kelapa bukan disebabkan oleh penanaman nilam, melainkan oleh gulma. Justru, apabila dikelola dengan baik, kombinasi keduanya dapat meningkatkan produktivitas lahan serta memberikan tambahan pendapatan bagi petani.

Lebih dari sekadar riset akademik, program ini diyakini mampu memberi dampak luas pada peningkatan income per kapita, penyerapan tenaga kerja, hingga kontribusi nyata terhadap pendapatan daerah. Dengan pendekatan pentahelix—kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media—Unima diharapkan menjadi role model pengembangan pertanian terpadu di Sulut.

Meski harga nilam di pasar global sempat mengalami penurunan signifikan, sinergi antara pemerintah dan institusi pendidikan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga sekaligus memperkuat daya saing.

Dengan demikian, langkah Unima bukan hanya sekadar menanam, tetapi membangun ekosistem pertanian hijau yang bernilai ekonomi, berkelanjutan, dan berdaya saing global.

Usai panen nilam, Dirjen Dikti Prof. Khairul didampingi Rektor Dr. Joseph bersama jajaran dan staf memantau langsung lokasi penyulingan nilam milik Unima, selanjutnya berkunjung ke lokasi PPG melihat kondisi dan fasilitas yang perlu diperbaiki, kemudian berpindah ke Stadion Unima dengan melihat fasilitas olahraga yang perlu mendapat perhatian dan perbaikan, ditutup dengan penanaman bibit kelapa genja di depan Training Center oleh Prof. Arrijani. (Mrt)

















