Sitaro  

Suara Janji, Air Mata Bangga: Paskibraka 2025 Siap Mengabdi

Dalam momen penuh kebanggaan, orang tua anggota Paskibraka memasangkan atribut tulip kepada putra-putri mereka, di Auditorium Kantor Bupati Sitaro, Kelurahan Ondong, Kecamatan Siau Barat, Jumat (15/8/2025). (Foto: ISTIMEWA)

SITARO (Gawai.co) – Suasana haru dan penuh kebanggaan menyelimuti prosesi pengukuhan 32 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Jumat (15/8/2025) sore, di Auditorium Kantor Bupati Sitaro, Kecamatan Siau Barat.

Acara yang dimulai pukul 17.00 WITA dan berlangsung hingga sekitar 18.43 WITA itu menjadi momen tak terlupakan bagi para orang tua dan keluarga.

Tangis haru pecah saat Bupati Sitaro, Chyntia Ingrid Kalangit, secara resmi mengukuhkan para siswa terpilih sebagai pasukan kehormatan yang akan bertugas pada upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2025, yang akan digelar di Lapangan Batahi Ondong pukul 08:00 WITA.

Sebanyak 32 siswa, terdiri dari 18 putra dan 14 putri, mewakili sembilan sekolah dari total 11 SMA/SMK sederajat di Sitaro. Dua sekolah lainnya tidak mengirimkan wakil karena peserta mereka tidak lolos seleksi akhir.

“Saya sangat terharu dan bangga. Tidak menyangka anak saya bisa sampai di titik ini,” ungkap salah satu orang tua, tak kuasa menahan tangis.

Simbol Kehormatan dan Doa Mengharukan

Di antara para peserta yang dikukuhkan, hadir pula nama Prichyl Andaria, siswa SMA Negeri 1 Siau Timur yang menunjukkan dedikasi luar biasa sepanjang masa pelatihan. Harapan dan doa terus mengalir dari keluarga dan masyarakat agar setiap amal bakti para paskibraka mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat dan penuh makna. Para anggota paskibraka menerima selempang kehormatan yang disematkan langsung oleh Bupati Chyntia kepada seluruh peserta sebagai tanda resmi pengukuhan. Sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian, salah satu anggota dengan penuh hormat mencium bendera Merah Putih, simbol cinta dan kesetiaan kepada Tanah Air tercinta. Aksi tersebut disambut dengan tepuk tangan dan suasana penuh haru dari seluruh hadirin.

Selain itu, simbol kehormatan berupa tulip dan kendit turut disematkan secara simbolis oleh Bupati kepada salah satu anggota paskibraka, yang menandai semangat kemurnian, ketulusan, dan pengabdian. Penyematan dilanjutkan oleh para orang tua kepada anak-anak mereka, sebagai wujud rasa bangga dan doa restu dari keluarga.

Setelah prosesi penyematan, suasana menjadi semakin syahdu saat doa bersama dipanjatkan, memohon keselamatan dan kelancaran tugas mereka dalam mengibarkan sang Merah Putih di hari kemerdekaan.

Kisah Haru Glend Bingku

Salah satu momen paling menyentuh hati terjadi usai kegiatan pengukuhan selesai. Glend Bingku, siswa SMK Negeri 1 Tagulandang Utara, mengikuti pengukuhan tanpa kehadiran kedua orang tuanya yang telah berpulang.

Di tengah keramaian orang tua yang hadir mendampingi anak-anak mereka, Glend hanya ditemani oleh omnya. Ketegarannya dalam menghadapi momen bersejarah ini menyentuh banyak hati. Beberapa anggota paskibraka dan orang tua lainnya tampak meneteskan air mata, merasa sepenanggungan dengan kisahnya. Di tengah suasana haru, Glend pun mengungkapkan perasaannya dengan suara penuh keteguhan.

“Saya berdiri tegak di hadapan bendera ini untuk menunjukkan bahwa saya bisa, meski tanpa pelukan orang tua. Saya tahu mereka ada di surga, tersenyum melihat saya mengibarkan Merah Putih. Ini untuk kalian, Papa dan Mama,” ucapnya.

Ia pun dikuatkan oleh pelukan dan dukungan dari sesama anggota paskibraka serta keluarganya yang hadir. Di balik keheningan, terpancar sebuah kekuatan: bahwa cinta dan semangat dari orang tua tak pernah benar-benar hilang—mereka hidup dalam setiap langkah dan prestasi anaknya. (dew)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *