SITARO (Gawai.co) – Ratusan warga terdampak erupsi Gunung Api Ruang yang kini tinggal di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Sagerat dan Tangkoko, Kota Bitung, mengungkapkan keluh kesah mereka kepada Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Chyntia Inggrid Kalangit. Dalam kunjungan langsung, Selasa (27/05/2025), warga mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan, distribusi makanan dan minuman yang tidak layak, serta belum cairnya dana tunggu hunian (DTH) sebesar Rp600 ribu per bulan.
Bupati Chyntia bersama Wakil Bupati Heronimus Makainas dan jajaran pejabat Pemkab Sitaro datang meninjau langsung kondisi para pengungsi dari Desa Laingpatehi dan Pulau Ruang yang telah berbulan-bulan tinggal di pengungsian tanpa kepastian.
“Saya pribadi sangat terharu melihat kondisi bapak-ibu sekalian. Mohon maaf baru hari ini bisa bertemu langsung. Tapi ini bukan akhir, melainkan awal dari perhatian serius kami ke depan,” ucap Chyntia saat menyapa warga di lokasi pengungsian.
Dalam dialog terbuka, para pengungsi secara langsung menyampaikan keluhan terkait minimnya akses layanan kesehatan, belum dicairkannya DTH, serta makanan yang tidak mencukupi kebutuhan dasar harian. Warga berharap kunjungan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi disertai langkah nyata.
Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Chyntia menegaskan akan segera melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dinas teknis terkait, untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak.
“Untuk makanan dan minuman, itu saat ini masih menjadi tanggung jawab BPBD. Saya sudah perintahkan agar penanganannya lebih serius. Soal DTH, akan kami dorong ke pemerintah pusat dan provinsi agar segera dicairkan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Heronimus Makainas menyampaikan bahwa pemerintah daerah juga akan mendorong percepatan relokasi ke lokasi yang telah ditetapkan, yakni Desa Modisi, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Saat ini, sebanyak 301 unit rumah sedang dalam proses pembangunan untuk para penyintas erupsi Gunung Ruang.
Kunjungan ini dinilai menjadi harapan baru bagi para pengungsi yang selama ini merasa diabaikan. Warga menanti langkah-langkah konkret pemerintah untuk menjamin hak-hak dasar mereka, mulai dari sandang, pangan, hingga tempat tinggal yang layak. (dew)

















