KOTAMOBAGU (Gawai.co) – Suasana politik di Kota Kotamobagu kian memanas. Hal ini menyusul setelah terjadinya insiden dugaan penganiayaan yang diduga melibatkan pendukung pasangan calon (Paslon) walikota nomor urut 03, Nayodo Koerniawan-Sri Tanti Angkara (NK-STA) dan Meydi Makalalag-Syarihfudin Mokodongan (MESRA).
Kejadian itu berlangsung pada Sabtu sore, sekitar pukul 17.00 Wita, setelah acara debat kedua Paslon Walikota Kotamobagu di Hotel Sutanraja, Kelurahan Kobo Besar, Kecamatan Kotamobagu Timur.
Berdasarkan kronologi yang dilaporkan di Kepolisian Resort Kotamobagu, pengendara motor yang diketahui bernama Tika diduga melakukan penganiayaan dengan cara sengaja menabrak korban, Inoma Maylany Manoppo, 47 tahun dan Lidya Prasita Galang.
Tak terima dengan kejadian itu, korban yang juga merupakan pendukung NK-STA, melapor ke Kepolisian Resor Kotamobagu, dengan nomor laporan LP/485/XI/2024/SPKT/RES-KTGU/SULUT.
“Korban mengalami luka di paha kanan, sementara saksi merasakan sakit di kaki kiri. Kejadian ini sangat disayangkan, terutama karena berlangsung setelah acara debat yang seharusnya menjadi ajang untuk menjalin persatuan,” ujar Aipda Junaidy Hamenda, petugas yang menerima laporan tersebut.
Insiden ini memicu keprihatinan di kalangan pendukung paslon NK-STA, yang merasa bahwa tindakan kekerasan ini mencoreng semangat demokrasi. Inoma, sebagai pendukung setia paslon nomor urut 03, merasa terancam dan kecewa dengan tindakan brutal yang dilakukan oleh pihak yang seharusnya menjaga keamanan.
Pelapor berharap agar pihak kepolisian segera memanggil Tika untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, serta menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak mencerminkan semangat demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi. “Kami ingin berpartisipasi dalam pemilihan yang damai, bukan kekerasan,” tambah Inoma dengan nada penuh harap.
Kepolisian Kotamobagu berkomitmen untuk menindaklanjuti laporan ini dan mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga ketertiban selama masa kampanye. “Kami akan melakukan penyelidikan yang mendalam untuk memastikan tidak ada lagi insiden serupa di masa mendatang,” tegas Aipda Junaidy.
Kejadian ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga keamanan dan ketenteraman dalam proses demokrasi, serta perlunya menghargai setiap pilihan politik tanpa kekerasan. Mari kita dukung pemilihan yang bersih dan damai demi masa depan Kota Kotamobagu yang lebih baik. ***