BITUNG (Gawai.co) – Tabung gas Liquefield Petroleum Gas (LPG) berukuran 3 kg di Kota Bitung pada beberapa pekan ini terjadi kelangkaan dan sering dikeluhkan warga.
Pasalnya, keluhan warga terpantau oleh sejumlah awak media, hampir semua beranda grup media sosia dipenuhi dengan jeritan warga terkait dengan ketersediaan LPG bersubsidi susah untuk didapatkan.
“Kalaupun ada itu hanya tersedia di warung-warung dan dijual dengan harga yang bervarian dimulai dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per tabungnya dari harga normalnya sebesar Rp 18.000 per tabung” ujar salah satu warga yang tak mau namanya diberitakan. Kamis (19/08).
Lanjuntnya, “Sementara harga normalnya itu hanya dijual di pangkalan LPG, namun ketersediaan di pangkalan tak bertahan lama dan sering kehabisan stock” ujarnya kembali.
Hal tersebut tak ditampik oleh Rolien Dipan selaku Kabag Ekonomi Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung, saat dihubungi oleh sejumlah awak media via telepon.
“Informasi tersebut sudah kami dapatkan dan saat pengecekan di lapangan, kami mendapati ada beberapa agen telah mengurangi kouta LPG bersubsidi ke sejumlah pangkalan” tandas mantan Camat Aertembaga ini.
Menurutnya, pengurangan tersebut dilakukan oleh karna terjadinya ketambahan pangkalan. sementara kouta LPG bersubsidi untuk Kota Bitung hingga saat ini belum terjadi penambahan.
Selain itu, menurut Rolien pengurangan pasokan ke pangkalan pada dasarnya tidak mengganggu distribusi LPG tabung melon setiap harinya. Karena tiap agen masih tetap rutin mendapat dan memasok stok ke masyarakat melalui pangkalan.
“Data terbaru, untuk Kota Bitung mendapat kuota 1.704.622 tabung LPG 3Kg dan disalurkan ke 421 pangkalan oleh empat angen,” tandasnya.
Menurut Rolien sesuai dengan data seharusnya tidak terjadi kelangkaan di karenakan jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan jumlah Kepala Keluarga (KK) pengguna LPG 3Kg di Kota Bitung.
“Namun tidak bisa dipungkiri, ada pihak yang menyalagunakan LPG 3Kg ini seperti rumah makan yang secara aturan tidak diperbolehkan menggunakan LPG bersubsidi,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pemerhati pemerintahan Kota Bitung, Muzaqhir Boven meminta Bagian Ekonomi Pemkot Bitung untuk segera melakukan operasi agar kelangkaan LPG tabung melon segera ketahuan apa yang penyebabnya.
Karena menurutnya, kuota yang disampaikan Kabag Ekonomi secara logika sangat lebih dari cukup dan tidak mungkin terjadi kelangkaan.
“Harus ada operasi agar ketahuan, jatah 1.704.622 tabung LPG 3Kg kemana. Apakah betul disalurkan oleh agen ke pangkalan ataukah hanya data di atas kertas,” kata Muzaqhir.
Selain itu kata dia, tidak hanya agen dan pangkalan, tapi tempat-tempat usaha seperti rumah makan serta warung-warung makan juga harus disidak karena sudah jadi rahasia umum tempat-tempat usaha itu paling banyak menggunakan LPG 3Kg.
“Harus ada tindakan tegas agar penyalahgunaan LPG 3Kg bisa dihentikan dan betul-betul hanya diperuntukkan bagi warga kurang mampu,” katanya.(***)