Pewarta/Editor: Michelle de Jonker/Alfondswodi
SULUT (Gawai.co) – Erupsi Gunung (Gn) Ruang di Kepulauan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, memuntahkan Gas Oksida Sulfur (SO2) diwilayah Sulawesi Utara (Sulut) dan sekitarnya. Selasa (30/4/2024).
Pasalnya, diketahui erupsi Gn Ruang di bulan April 2024, telah terjadi tiga kali, dengan letusan pertama di tanggal 16 April dan letusan kedua di tanggal 17 April kemudian tanggal 30 April 2024.
Dampak langsung erupsi Gn Ruang, tak hanya dirasakan warga disekitar pulau Ruang, namun dampak tersebut juga dirasakan disejumlah wilayah Sulut.
Adapun dampak erupsi Gn Ruang selain debu vulkanik, erupsi Gn Ruang juga mengeluarkan Gas SO2, pasca letusan kedua di tanggal 17 April 2024.
Berdasarkan informasi yang di dapat dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lindubariri Palu. Sebaran SO2 berada pada kisaran 25 – 75 mg/m2.
“Sebaran gas SO2 sejak dua pekan lalu, pasca erupsi pertama dan kedua Gn Ruang, sudah terpantau diwilayah Sulut dan gerakan sebaran mengikuti arah angin yang bergerak, cenderung kearah barat. Untuk kejadian hari ini, (Selasa 30 April 2024.red) masih menunggu hasil analisa hingga besok hari,” ucap Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sulut, Muhammad Candra Buana saat dikonfirmasi awak media Gawai.co, melalui pesan singkat elektronik WhatsApp.
Saat ini, kata Muhammad Candra Buana hampir di seluruh wilayah Sulut, terdampak debu vulkanik akibat erupsi Gn Ruang, sehingga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat mengurangi aktivitas diluar ruangan.
“Tetap menjaga kesehatan dan kurangi aktivitas diluar ruangan, jika memang di haruskan keluar, untu tetap menggunakan pelindung berupa kacamata dan masker agar terhindar dari paparan debu,” tandasnya.
Sementara itu, dikutip dari laman BMKG, Gas SO2 adalah jenis gas oksida sulfur (SOx) yang terbentuk saat pembakaran bahan bakar fosil mengandung sulfur, misalnya batu bara dan minyak mentah. Sifat gas sulfur dioksida yaitu sangat mudah larut dalam air dan umumnya tidak berwarna.
Gas belerang dioksida dalam konsentrasi di atas 2 ppm berbau tajam. Gas SO2 ini dapat menyebabkan iritasi hidung, saluran tenggorokan, saluran pernafasan; serta dapat mengiritasi mata dan selaput lendir mata. (Mdj)