Editor/Pewarta: Alfondswodi
BITUNG (Gawai.co) – Pasca bentrok dua kelompok di Kota Bitung, jajaran Polda Sulut mengelar program ‘Sahabat Anak’ yang merupakan bagian dari Trauma Healing, kepada warga disekitar lokasi kejadian.
Kegiatan tersebut, dilaksanakan oleh Tim Psikologi Biro SDM Polda Sulut, dengan menyasar anak-anak di sekitar Masjid Agung Nurul Huda, Kelurahan Bitung Timur, Kecamatan Maesa, Kota Bitung pada Sabtu 02 Desember 2023.
Menurut Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Iis Kristian, kegiatan tersebut menggunakan metode pendekatan dengan mengajak anak-anak berinteraktif langsung dengan sejumlah personil.
“Para personil Tim Psikologi Biro SDM Polda Sulut, mengajak anak-anak bernyanyi dan permainan serta melakukan hal-hal kreatif, sehingga dapat memberikan dampak langsung kepada anak-anak,” kata Kombes Pol Iis Kristian. Sabtu (2/12/2023).
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu siswi kelas 6 SD, Zahira, yang berdomisili disekitar wilayah titik terjadinya bentrokan dua kelompok pada Sabtu 25 November 2023 lalu.
“Kami senang ada bapak dan ibu polisi disini. Kami bisa bermain bersama dan kami merasa aman. Kami juga diberikan makanan ringan dari polisi. Terima kasih bapak dan ibu polisi,” pengakuan Zahira.
Lebih lanjut, kata Kabid Humas Polda Sulut, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, pihaknya menyasar dua lokasi yakni; Masjid Agung Nurul Huda dan Taman Kesatuan Bangsa (TKB) komplek Pasar Tua.
“Total anak-anak yang turut hadir mengikuti program ‘Sahabat Anak’ kurang lebih sekita 200 an anak, dengan masing-masing lokasi; TKB berjumlah 150 anak dan Masjid Agung Nurul Huda sebanyak 50 anak,” kata Kombes Pol Iis Kristian saat mendampingi Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Ari Wahyu Widodo dan Tim Psikologi.
Adapun program ‘Sahabat Anak’ Polda Sulut, saat ini bertajuk; Polda Sulut Semangat Melayani Polisi Sahabat Anak, yang tujuannya memberikan pelayanan kepada masyarakat serta kedekatan Polri, khususnya kepada anak-anak.
“Kita ingin memperkenalkan sosok polisi sejak dini kepada anak-anak, bahwa polisi bukan sosok yang ditakuti melainkan sebagai sosok yang humanis, sebagai sosok seorang sahabat yang dekat dengan masyarakat dan memperkenalkan kepada mereka bahwa Polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat kepada usia dini,” katanya. (*/ayw)