Editor/Pewarta: Maher Kambey
MANADO (Gawai.co) – Pemilu 2024 sudah semakin dekat, ini ditandai dengan banyaknya topik pembicaraan dan berita yang membahas terkait ajang lima tahunan tersebut. Pemilu kali ini digadang-gadang menjadi yang tersulit sepanjang sejarah Indonesia.
Hal ini dikarenakan bukan hanya pemilihan legislatif, dan eksekutif, melainkan juga dengan kepala daerah yang akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Salah satu hal yang menarik dan menjadi sorotan berbagai pihak dalam pemilu 2024, adalah peran generasi muda.
Hal ini dikarenakan kondisi Indonesia yang didominasi generasi muda terlebih khusus generasi Milenial dan generasi Z.
“Salah satu contoh kontribusi generasi muda dalam menyukseskan Pemilu 2024 yakni bisa dengan menggunakan platform sosial media untuk mendukung & mendorong minat dari pada seluruh golongan masyarakat untuk ikut serta dalam menyukseskan pemilihan ini,” kata lelaki bernama Fredrik Reza Tumbuan ini.
Menurutnya generasi Milenial dan generasi Z bukan hanya sebatas menjadi penonton dan hanya melaksanakan haknya saja tanpa melakukan apapun, namun harus memberikan kontribusi nyata.
Di samping itu, maraknya kaum muda yang maju menjadi calon anggota legislatif juga menjadi alasan mengapa generasi muda perlu berperan aktif dalam Pemilu 2024.
“Dengan adanya kaum muda yang maju sebagai calon legislatif, membuka peluang untuk menuangkan isu-isu strategis yang lebih fresh sebagai anggota legislatif (new school),” ujar Reza.
“Dengan adanya sosok pemuda yang mengisi posisi parlemen dapat melebarkan peluang dalam memperjuangkan aspirasi kaum muda melalui sosok anak muda yang berdiri sebagai wakil dari generasi muda itu sendiri,” ungkap laki-laki kelahiran Bitung, 25 Januari 2001 ini.
Lebih lanjut, peraih gelar Putra Bitung tahun 2022 ini menjelaskan, pemilih pemula kerap menjadi incaran para kontestan Pemilu.
Karena biasanya pemilih pemula rentan dipengaruhi, mudah dijaring dan menjaring kawan sesama pemilih pemula.
Pemilik akun Instagram @rezatumbuan ini menambahkan, pemilih berpengalaman dapat membantu atau dibantu pemerintah mengedukasi para pemilih pemula terlebih dahulu seperti tata cara penentuan suara di dalam TPS.
“Merasionalisasikan pemikiran para pemilih muda, meningkatkan antusias untuk memilih, dan paling penting yaitu mengajarkan gotong royong meskipun masing-masing berbeda pilihan,” tukasnnya. (Mhr)