Editor : Frans Kasumbala
Pewarta : Reynaldi Tulong
Sangihe (Gawai.co) – Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan akui angka stunting dan kemiskinan di Sangihe masih tinggi.
Pernyataan ini sering dilontarkan Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam setiap kegiatan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Sesuai data yang ada, jumlah penderita stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe di tahun 2021 sempat tembus lebih dari 300 kasus.
“Tapi sejak tahun 2022 kasus Stunting di Sangihe sudah turun diangka 200-san, namun ini masih menjadi tugas berat bagi kita untuk terus menekan tingginya kasus Stunting ini,”kata Rinny.
Menurut Rinny, saat ini kasus Stunting di Sangihe masih berada dilevel 16 persen. Sedangkan, target pusat itu harus berada pada angka dibawah 14 persen hingga tahun 2024.
“Jadi masih perlu kerja keras agar capaian target penurunan Stunting bisa terealisasi pada tahun 2024″ ujarnya.
Tak bedanya, kata dia dengan persoalan kemiskinan ekstrim di tanah tampungan lawo.
Istri Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utrara, Fransiscus Andi Silangen menerangkan angka kemiskinan di Sangihe sebanyak 1040 jiwa, meski ada penurunan dibanding tahun 2021 2250 jiwa.
“Kita juga harus kerja keras untuk menekan jumlah kemiskinan ekstrim ini, apalagi sesuai target untuk tahun 2024 angka kemiskinan ekstrim di Sangihe harus pada angka nol atau zero,” jelas dia.
Dia berharap peran aktif Organisasi perangkat daerah teknis serta pemerintah kecamatan maupun kelurahan dan kampung.
“Minimal pihak Kecamatan maupun Kapitalaung serta Lurah punya data akurat dan segera berikan info agar segera ditindak lanjuti” lanjutnya.
“Jadi ini tugas berat butuh keseriusan Camat, Lurah dan Kapitalaung sebagai ujung tombak yang harus proaktif membantu, Pemerintah daerah ” tandasnya. (nal)