Editor / Pewarta : Frans Kasumbala
SITARO (Gawai.co) – Industri Kecil Menengah (IKM) akhirnya terus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Total ada tujuh IKM yang menjadi proyek percontohan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sitaro yakni IKM UJE Peling, IKM Claudia Bebali, IKM Mey Mey Bebali, IKM Charli Beong, IKM Cinta Ole Ole Siau, IKM Pemuda Sakti Lai, dan IKM Ily Meubel.
Dengan produk mulai dari Kue Koa coe, Koa tindis, Bagea ada juga halua kenari, kenari goreng, kacang disco serta minyak goreng tradisional dan Spatula atau Sondo.
Pilot Project yang dimaksud yakni Disperindag Sitaro memasarkan produk IKM di sejumlah pasar swalayan dan pusat pertokoan di Kota Manado, di pimpin langsung Asisten Perekonomian dan Pembanguan sekertariat daerah Agus Tony Poputra.
“Ini merupakan tahun kebangkitannya IKM Sitaro, dan kita mulai dari pilot project ada IKM yang bagus kita masukan ke pasar Manado,” ungkap Poputra, Rabu (03/02/2023).
Poputra yang saat ini sebagai Pelaksana tugas Disperindag Sitaro berkeliling menawarkan produk bersama Kepala bidang (Kabid) Industri Rony Sidabutar dan Kabid Pasar Charvo Sasela, serta Kabid Perdagangan David Jacob didampingi Kabid Kominfo Publik Alisa Yukiko mewakili humas Kominfo serta lainnya.
“Yang kita lakukan pertama ialah bagaimana membentuk kepercayaan diri Mereka (IKM), kalau produk IKM mampu dipasarkan di Manado,” katanya.
“Kedepannya kita upayakan untuk lewat aplikasi supaya lebih luas,” sambung Poputra.
Kata dia, produk dari IKM ini ditawarkan di sejumlah Pasar swalayan dan toko di Kota Manado diantaranya Jumbo, UD Kawanua, Ole Ole Oma Yuli, Freshmart dan Indogrosir.
“Ada yang memang sudah menjual produk IKM kita, tetapi ada yang baru kita ajak kerjasama,” Ucapnya.
Sementara itu, dari beberapa toko yang coba ditawarkan, Poputra menjelaskan kemasan menjadi salah satu masukan dari toko yang di datangi karena itu perlu diperhatikan lagi.
“Dari toko menyampaikan kemasan diperbaiki ada yang terlalu kecil sehingga tidak menarik, dan kita akan berupaya mencari tempat kemasan yang baik, kemudian di tawarkan ke pemilik IKM, nantinya kami menawarkan supaya tiap lebel diberi identitas daerah,” jelasnya. (Frans)