Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Seiring dengan tingginya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, tren industri hijau sekarang ini terus digaungkan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, para pelaku industri maupun perguruan tinggi.
Oleh sebab itu, pemerintah terus memberi dukungan melalui penciptaan regulasi yang mendukung terwujudnya keberlanjutan pada sektor industri, salah satunya adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Energi surya, sebagai salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) telah mendapatkan perhatian khusus pemerintah melalui ragam regulasi yang ada.
Di sisi lain, kampus melalui Tri Dharma perguruan tinggi harus menjadi motor transformasi sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Dalam hal ini, ketersediaan energi baru dan terbarukan berperan penting dalam penguatan industri untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan menuju kampus mandiri energi dengan teknologi dalam negeri yang mutakhir.
Dalam rangka memotivasi perguruan tinggi untuk berkontribusi bersama pemerintah mendukung pencapaian target energi bersih dan terbarukan, maka PT Surya Utama Nuansa (SUN) bersama Universitas Negeri Manado (Unima) melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), bertempat di ruang senat lantai III, Kampus Unima, Selasa (29/3/2022).
Dalam sambutannya, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd menegaskan komitmen Kampus Unima untuk berperan aktif guna memperkuat kerjasama antara lembaga penelitian, pengembangan, baik dari perguruan tinggi, industri, dan pemerintah akan terus dilakukan, salah satunya dengan PT SUN.
“Tentu melalui MoU ini akan sangat membantu Unima melakukan banyak inovasi kedepan. Inisiatif kampus yang mandiri energi dapat mendorong riset dan pengembangan untuk mencetak SDM unggul dan handal,” ungkap rektor dengan rasa bangga.
Apalagi, kata orang nomor satu di Unima ini, bahwa dalam kerjasama ini nantinya akan dikembangkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Unima sendiri harus menyiapkan lahan bagi PT SUN. Termasuk penggunaan instalasi PLTS pada bangunan kampus.
“Ini tentu merupakan kebanggaan bagi Unima karena boleh mendapat kepercayaan dari PT Surya Utama Nuansa untuk mengembangkan sumber energi ramah lingkungan melalui PLTS, kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada pihak PT Surya Utama Nuansa,” sebutnya.
Unima sendiri, lanjut rektor, hanya menyediakan lahan terbuka untuk pembangunan PLTS. “Jadi Unima hanya menyediakan lahan untuk pembangunan PLTS, untuk selanjutnya nanti pihak PT SUN yang menyiapkan alat-alatnya,” kata rektor.
Menurut rektor, kerjasama ini sesuai dengan konsep Green Campus (Kampus Hijau) yang mandiri energi, ramah terhadap lingkungan serta sejalan dengan komitmen pemerintah pusat soal peningkatan sektor energi. “Sangat baik jika kita melihat prospeknya kedepan. Nantinya di Indonesia bagian timur atau Provinsi Sulut hanya di Unima yang ada PLTS,” tuturnya.
Perlu diketahui, PT SUN atau lebih dikenal SUN Energy adalah perusahaan pengembang tenaga surya nomor 1 di Indonesia dengan portofolio proyek regional yang terus berkembang. Sebagai Perusahaan Jasa Energi Terbarukan (RESCO) terkemuka di Indonesia, dengan fokus pada sistem energi surya.
SUN Energy terus memperjuangkan pentingnya energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan untuk semua. SUN Energy sendiri menyatakan komitmen untuk mendukung perguruan tinggi dalam mewujudkan eco campus melalui berbagai program konkrit.
Termasuk diantaranya, penggunaan energi bersih di lingkungan kampus. Salah satu energi bersih yang paling mudah diinstalasi pada bangunan kampus adalah PLTS.
Pembangunan PLTS juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana riset atau laboratorium sehingga peran kampus dalam mencetak SDM unggul bisa diwujudkan dan melahirkan SDM yang kompetitif di industri masa depan.
PT SUN sendiri menyediakan model pembiayaan yang memungkinkan perguruan tinggi dapat memiliki PLTS tanpa ada biaya investasi.
Kegiatan penandatanganan MoU turut dihadiri jajaran pejabat dan staf Unima yang mendampingi Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, Daud Hadi Winarto sebagai Business and Development Manager PT Wijaya Karya, dan Umi Umaroh, Voviardi Sudrajat, Yuliana Fathul Munir sebagai Team Project and Planning dan Junifer Panjaitan. (mrt)