Orang Tua Jadi Penentu Capaian Target Vaksinasi Covid-19 di Sitaro

Situasi pelaksanaan vaksinasi. (Foto: Istimewa)

Editor: Maher Kambey

Penulis: Frans

 

SITARO (Gawai.co) – Pemerintah Kabupaten Sitaro kembali memikul beban baru setelah resmi melaunching vaksin untuk anak usia 6-11 tahun dan juga vaksin booster bagi masyarakat umum, pada Selasa (18/1) lalu.

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Sitaro, untuk vaksin booster akan di suntikan kepada 58.807 warga Sitaro. Target ini sama dengan vaksin dosis satu dan dua yang sedang dikejar pemerintah daerah setahun terakhir.

“Untuk Booster ini target kita di angka 58.807, sedangkan untuk anak-anak kita targetkan sebayak 5000. Proses pencapaian ini akan bertahap dan kita juga masih menggenjot vaksinasi dengan melibatkan semua pihak,” kata Wakil Bupati Sitaro, Jhon Palandung, saat ditemui di Aula kadedamahe usai pencanangan Launching vaksin untuk anak anak dan booster.

Sedangkan untuk anak anak diberikan vaksin jenis Sinovack. “Untuk stok vaksin di Sitaro saat ini masih cukup,” tutur Palandung kembali.

Sesuai data 26 Januari 2022 yang dirilis Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro, untuk capaian vaksinasi saat ini, yakni Vaksinasi Dosis satu berada di angka 71,8% dan vaksinasi dosis kedua berada di angka 53,1% sesuai dengan hitungan manual.

Dalam data ini terdapat selisih lebih kurang seperti yang terdaftar di Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) hal ini dikarenakan penginputan sasaran yang telah di vaksinasi terkendala gangguan jaringan internet yang sudah berlangsung tiga bulan terakhir serta adanya masalah di Administrasi kependudukan yang sering tidak terbaca oleh sistem.

“Proses input masih terkendala sehingga data manual kita dan data yang dikirim secara online ke KPCPEN terdapat selisih,” ujar dr Semuel Raule, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro Sekaligus Juru Bicara Satuan tugas percepatan penanganan covid-19 Sitaro.

Sementara itu target capaian vaksinasi yang ditetapkan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara cukup tinggi, dengan ambang batas di angka 85% dari jumlah sasaran harus divaksin baik dosis satu, dua dan booster.

Pemerintah daerah tentunya tidak memiliki pilihan lain selain terus mengejar target yang ada, sembari berharap stok vaksin juga terus tersedia, mengingat Sitaro berada di seberang lautan dengan moda transportasi laut sebagai penghubung antar pulau.

Meski demikian, pemerintah sebetulnya memiliki kekuatan tambahan dalam mendongrak capaian vaksinasi, khususnya vaksin Covid-19 terhadap anak usia 6-11 tahun maupun kalangan remaja 12-17 tahun.

Data menunjukan Pemerintah Sitaro menargetkan vaksin untuk anak usia 6-11 tahun berada pada angka 5.806 anak sedangkan usia 12-17 tahun berjumlah 6.062 anak, dimana sebagian besar keputusannya tergantung pada orang tua.

Karena itu, bagimana kemampuan orang tua menerima pengetahuan akan berpengaruh kepada keputusan untuk mendukung vaksinasi Covid-19 terhadap anak-anak.

Dukungan serta aksi semua pihak untuk mencapai target vaksinasi baik secara nasional maupun provinsi harus ditunjukan, karena kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama, TNI dan Polri serta lembaga lainnya bersama dengan orang tua dari anak anak harus memiliki satu visi yang sama.

“Jangan sampai beban (Vaksinasi) ini hanya di emban kepada Pemerintah atau TNI dan Polri, kita semua punya tanggung jawab yang sama, orang tua juga punya,” jelas Yosinta Takalimbusan, Warga Kampung Pehe yang ditemui mendampingi sang buah hati Keyla Catherine Bogar menerima suntikan vaksin anak di Aula Kadademahe pada Launching.

Yosinta menunjukan teladan sebagai orang tua, di tengah kesibukan dalam mengurus rumah tangga dan usaha dirinya masih menaruh standar yang tingi untuk kesehatan sang anak. Dia (Yosinta) terpantau sejak pagi hari sudah duduk dibangku yang disediakan bersama Keyla (panggilan akrab).

Menurutnya, orang tua harus menjadi penyeimbang serta penentu keputusan anak untuk ikut divaksin, cara penyampaian yang baik serta kemampuan edukasi yang luas dari orang tua akan membantu anak anak untuk tidak takut divaksin, “Tujuan akhir kita yakni anak yang sehat akan terwujud karena itu harus dilakukan mulai dari dalam rumah,” tambahnya.

Sementara itu, Keyla Catherine Bogar bocah 8 tahun usai divaksin mengaku tidak takut dan rasanya sedikit nyeri saat disuntik. “Tidak takut, hanya gugup sedikit, waktu disuntik ada rasa nyeri tapi tidak lama,” katanya sambil tersenyum.

Hal yang sama dijumpai saat Vaksinasi Anak dilaksanakan di SD Inpres Akesembeka, Pulau Siau pada Selasa (25/01). Dimana secara pantauan orang tua setia mendampingi anaknya di Vaksin menurut Sayeti, salah satu orang tua menyampaikan Pemerintah sudah berusaha yang terbaik untuk anak bangsa, karena itu sudah sepatutnya orang tua juga membantu demi keselamatan mereka.

“Ini adalah program pemerintah dimana pemeritnah berusaha yang terbaik untuk anak bangsa dan demi kesehatan dan keselamatan mereka kami mengikuti,” katanya.

Sayeti juga menceritakan bahwa saat datang divaksin anaknya Faris Fadil Fachrul Arojan sangat bersemangat dan tidak takut atau gugup. “Dia senang kok, dan waktu divaksin tidak gugup kalau gugup disuntik, baca aja bismilah,” tuturnya.

Capaian Target Vaksinasi untuk anak anak tentu tidak akan menjadi beban bagi Pemerintah atau pihak lainnya, jika orang tua mau bekerjasama, untuk membantu anak anaknya di Vaksin.

Orang tua akan menjadi motor penggerak dan sarana informasi sehingga Pemerintah akan fokus pada penyediaan vaksin dan lokasi penyuntikan.

Selain itu, capaian target vaksinasi diharapkan tidak hanya sekedar mengejar angka tetapi tujuannya memang kekebalan kelompok atau kesehatan masyarakat, sehingga sosialisasi dan edukasi menyeluruh menjadi hal wajib untuk mengisi ruang kosong pengetahuan masyarakat tentang bahaya Covid-19, termasuk program vaksinasi sebagai cara terhindar dari bahaya Covid-19. (Frans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *