Masuk Nominasi Ketua WKI Sinode GMIM, Pendeta Melki Tamaka: Pnt. Deitje Katuuk Sosok Pekerja Keras dan Wanita Hebat

Pnt. Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd. (Foto: Gawai.co)

Editor/Penulis: Martsindy Rasuh

MANADO (Gawai.co) – Sosok Ketua Komisi Wanita Kaum Ibu (WKI) Wilayah Manado Barat Daya Pnt. Prof. Dr. Deitje A Katuuk, M.Pd tidak hanya dikenal sebagai seorang akademisi handal di lingkungan Universitas Negeri Manado.

Namun, di mata para Pendeta GMIM, istri guru besar senior Prof. Dr. Sjamsi Pasandaran ini adalah sosok pekerja keras dan salah satu wanita hebat yang dipakai Tuhan untuk melayani jemaat.

“Kalau menurut saya ketokohan Pnt. Deitje Katuuk sama persis dengan perempuan-perempuan Eropa, yang memiliki semangat melayani luar biasa juga sosok pekerja keras dan wanita hebat,” ucap Pdt. Melki Tamaka, M.Th, salah satu Pendeta GMIM yang intens memimpin ibadah-ibadah kreatif di lingkungan GMIM.

Kata Pdt. Tamaka, kerinduan Pnt. Dei untuk melayani di WKI Sinode GMIM merupakan sebuah penghargaan bagi Kompelka WKI Sinode GMIM itu sendiri.

Karena, menurut Tamaka, Pnt. Dei memiliki sikap keibuan, dewasa dalam berjemaat dan tentu memberikan kontribusi positif pada dunia pendidikan maupun pelayanan.

“Ini menjadi contoh positif bagi semua jemaat GMIM. Karena Pnt. Deitje selain sibuk dengan tanggungjawab selaku Rektor Unima, juga memberi diri didalam pelayanan gerejawi,” tuturnya.

Pnt. Prof. Deitje Katuuk yang juga Ketua Komisi W/KI Jemaat GMIM Bukit Karmel Batukota saat ini memang masuk dalam nominasi calon kuat sebagai Ketua Komisi WKI Sinode GMIM periode 2022-2027 mendatang.

Rektor Unima ini juga merupakan salah satu bakal calon nominasi yang dinilai layak memimpin WKI Sinode GMIM menggantikan Pnt. Dra. Adriana Dondokambey, M.Si yang saat ini mulai digadang-gadang untuk memimpin Kelompok Fungsional Lansia GMIM.

Selain datang dari kelompok non partisan dan seorang pendidik, Pnt. Deitje Katuuk merupakan satu-satunya calon nominasi yang lahir dari kalangan pendidik atau akademisi.

“Di zaman sekarang dibutuhkan sosok perempuan yang mampu menjadi ‘garam’ dunia. Tidak terlihat rupanya seperti apa ketika sudah tercampur dengan makanan, tapi pengaruhnya sangat luar biasa. Tentu, ‘garam’ jika kelebihan tidak baik. Kekurangan ‘garam’ juga pun rasanya tidak baik,” jelas Pendeta Melki seraya mengaitkan pembacaan MTPJ GMIM minggu ini yang mengulas tentang konsistensi sebagai seorang hamba. (Mrt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *