Redam Pertikaian, Contohi Pengajaran Kasih Kristus

Pdt Stevi Wowor dan Pdt Roland Sambow

Editor: Jhonli Kaletuang

MANADO (Gawai.co)- Tiga hari terakhir, jelang Natal dan Tahun Baru Kota Manado di hebohkan dengan kasus penikaman, bahkan ada yang meninggal dunia. Menangapi peristiwa tersebut, sejumlah Tokoh Agama merasa prihatin. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Exodus Lansot Ranowangko Wilayah Tanawangko Dua, Pdt Stevi Christian Wowor MTh.

Kata Dia, prinsipnya kita harus ingat bahwa 1 Korintus 3:17. Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Maka dari itu jangan pernah merusakkan bait Allah baik diri sendiri maupun orang lain.

“Landasan Kasih harus menjadi pegangan kita. Dalam menghadapi masalah jangan mudah emosi karena bagian dari kasih adalah kesabaran dan Kasih menutupi banyak sekali dosa,” kata Pdt Stevi.

Apalagi dalam moment menjelang Natal ini kita harus semakin mempererat persaudaraan karena Kristus datang adalah bentuk cinta Kasihnya kepada dunia. Oleh karena itu seharusnya kita harus menjaga persaudaraan karena satu musuh itu terlalu banyak dan seribu sahabat itu teralalu sedikit.

“Kita harusnya bisa menghindari permusuhan karena permusuhan bisa memunculkan kebencian dan kebencian bisa berbuah dendam. Tetapi langkah yang harus kita punya adalah Kendalikan Emosi sebab dampak dari Emosi yang tak terkendali akhirnya akan disesali dan merugikan diri sendiri, orang lain dan banyak orang,” akhirnya.

Senada, dikatakan juga oleh Pendeta Pelayanan Jemaat GMIM Lahai Roi Malalayang Wilayah Manado Malalayang Pdt Roland Sambow MTh MSi, sebagai hamba Tuhan saya sangat merasa prihatin dengan situasi yang terjadi akhir-akhir ini di kota manado dalam hal ini mengenai kasus-kasus perkelahian bahkan sampai pada kasus penikaman. Ironisnya gangguan Kamtibmas ini justru terjadi menjelang perayaan Natal yang notabene daerah kita masih mayoritas Kristen.

“Makna kasih Kristus yang seharusnya mewarnai kehidupan masyarakat malah yang terjadi adalah caos (kekacauan). Dari permasalahan ini saya yakin oknum-oknum yang menjadi pelaku aksi penikaman ini pasti diakibatkan karena pertama, minimnya perhatian terhadap hal kerohanian, kedua pengaruh miras juga bisa saja narkoba,” kata Pdt Roland.

Lanjut Dia, mungkin saya bisa berefleksi sedikit dengan situasi katakanlah 21 abad silam menjelang kedatangan sang Mesias, memang ada berbagai macam konflik serta kekacauan yang terjadi namun pada waktu itu kekacauannya disebabkan oleh orang-orang yang tidak percaya tentang Firman Allah baik nubuatan nabi maupun penggenapannya ketika Tuhan Yesus lahir sehingga terjadi pembantaian dari penguasa yang otoriter kepada kaum lemah termasuk ketika Herodes pernah memerintahkan untuk membunuh bayi laki-laki yang berusia dibawah 2 tahun juga pertikaian antara etnis dan golongan.

“Nah seharusnya bagi kalangan orang Kristen masa kini mencontohi pengajaran kasih Kristus yang membawa kedamaian sehingga dapat meredam akar-akar konflik yang bisa memicu kekacauan. Maka dari itu, saya memikirkan betapa mirisnya apabila aksi-aksi penikaman dilakukan oleh orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Saya berdoa semoga tidak akan terjadi lagi kasus-kasus penikaman yang sangat meresahkan dan mempermalukan iman Kristen,” jelasnya.

“Dan juga tentu berdoa semoga aparat kepolisian dan para petugas hukum akan dimudahkan untuk menangani kasus-kasus penikaman ini,” tambahnya mengahiri. (Tim Gawai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *